Penjualan Mobil Listrik di Indonesia Melonjak, Masyarakat Kian Tertarik Beralih ke EV
- Senin, 30 Juni 2025

JAKARTA — Penjualan mobil listrik di Indonesia terus menorehkan pertumbuhan signifikan, mencerminkan meningkatnya minat masyarakat terhadap kendaraan ramah lingkungan di tengah gencarnya kampanye efisiensi energi dan penurunan emisi karbon. Berdasarkan data terbaru, total penjualan mobil listrik sepanjang 2024 mencapai 43.188 unit, tumbuh 153% dibandingkan 2023.
Pengamat otomotif Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu, menyebut lonjakan ini menunjukkan pasar kendaraan listrik nasional masih berada di jalur positif dengan potensi besar di tahun-tahun mendatang.
"Penjualan kendaraan listrik di Indonesia masih menunjukkan tren naik yang kuat. Tahun 2024, penjualannya mencapai 43.188 unit, naik 153% dibandingkan tahun sebelumnya," ujar Yannes.
Baca Juga
Menurut Yannes, meningkatnya penjualan ini tidak lepas dari sejumlah faktor penting yang mulai diperhitungkan calon konsumen, seperti ketahanan baterai, harga kendaraan yang semakin kompetitif, dan kemudahan pengisian daya seiring bertambahnya Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang dibangun pemerintah maupun swasta.
Produsen otomotif juga dinilai semakin agresif menawarkan berbagai jaminan untuk menarik minat pembeli. Beberapa produsen bahkan memberikan garansi seumur hidup pada komponen utama seperti baterai, yang selama ini kerap menjadi kekhawatiran utama masyarakat.
"Segmentasi pasar EV semakin matang. Konsumen kini tahu bahwa biaya operasional lebih murah, perawatan lebih ringan, dan pilihan modelnya pun makin banyak," tambah Yannes, menjelaskan alasan di balik semakin kuatnya tren peralihan ke kendaraan listrik.
Selain itu, meningkatnya kesadaran akan efisiensi energi dan keuntungan ekonomis mobil listrik turut menjadi pendorong utama. Dibanding kendaraan konvensional berbahan bakar fosil, biaya operasional mobil listrik bisa jauh lebih rendah. Dari sisi perawatan, EV tidak memerlukan servis berkala yang rumit seperti penggantian oli atau perbaikan komponen mesin bakar.
Tren ini juga diperkuat dengan semakin variatifnya pilihan model mobil listrik, dari kendaraan kompak perkotaan hingga SUV yang sesuai dengan kebutuhan keluarga, serta harga yang mulai mendekati mobil konvensional di kelas yang sama.
Sementara itu, Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Jongkie Sugiarto, mengakui adanya tren peningkatan permintaan mobil listrik. Namun ia mengingatkan bahwa harga masih menjadi kunci dalam keputusan konsumen untuk membeli mobil listrik.
“Mobil listrik memang semakin diminati, tapi tetap tergantung pada harganya,” kata Jongkie.
Menurut Jongkie, meskipun minat pasar naik, produsen dan pemerintah perlu bekerja sama lebih erat agar harga EV bisa semakin terjangkau masyarakat luas. Hal ini juga dapat mempercepat target pemerintah dalam mewujudkan transisi energi menuju kendaraan ramah lingkungan.
Di sisi lain, pemerintah melalui Kementerian Perindustrian dan Kementerian ESDM terus menggenjot pembangunan infrastruktur pendukung mobil listrik. Hingga pertengahan 2025, ratusan SPKLU telah beroperasi di berbagai kota besar, termasuk di jalur-jalur strategis seperti tol Trans Jawa dan kawasan wisata prioritas.
Selain pembangunan SPKLU, kebijakan insentif fiskal seperti pengurangan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan pembebasan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) untuk mobil listrik menjadi daya tarik tambahan bagi konsumen.
Berdasarkan catatan Gaikindo, beberapa model EV yang menjadi primadona di pasar Indonesia antara lain Wuling Air EV, Hyundai Ioniq 5, dan Toyota bZ4X. Ketiga model ini mencatat kontribusi terbesar dalam total penjualan mobil listrik nasional.
Yannes juga mengapresiasi kebijakan pemerintah yang dinilai proaktif dalam mendukung ekosistem kendaraan listrik. “Dukungan pemerintah melalui insentif pajak dan pembangunan SPKLU menjadi kunci akselerasi adopsi mobil listrik,” ujarnya.
Namun Yannes menekankan, selain insentif, edukasi kepada masyarakat juga perlu terus ditingkatkan agar calon konsumen memahami keuntungan jangka panjang kendaraan listrik, termasuk efisiensi biaya dan kontribusi terhadap pengurangan emisi karbon.
Di samping itu, tantangan yang masih dihadapi adalah penyebaran infrastruktur SPKLU yang belum merata ke seluruh wilayah Indonesia, terutama di luar Jawa dan kota-kota besar. Hal ini membuat sebagian masyarakat di daerah masih ragu beralih ke kendaraan listrik karena khawatir sulit mengisi daya saat bepergian jauh.
Meski demikian, pemerintah telah merilis peta jalan pengembangan kendaraan listrik nasional, termasuk target membangun ribuan SPKLU hingga 2030 di seluruh provinsi.
Melihat tren pertumbuhan yang masih sangat besar, berbagai pihak optimistis pasar kendaraan listrik akan terus berkembang pesat di Indonesia. Produsen otomotif pun diperkirakan akan semakin gencar memperkenalkan model-model baru dengan harga yang lebih kompetitif.

Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.