Megaproyek Baterai Karawang Siap Tekan Harga Mobil Listrik

Megaproyek Baterai Karawang Siap Tekan Harga Mobil Listrik
Megaproyek Baterai Karawang Siap Tekan Harga Mobil Listrik

JAKARTA - Keberadaan megaproyek pabrik baterai kendaraan listrik di Karawang, Jawa Barat, yang diresmikan Presiden Prabowo Subianto beberapa waktu lalu diyakini akan membawa perubahan besar pada ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Tanah Air. Peneliti Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menilai, produksi baterai secara lokal berpotensi signifikan menurunkan harga mobil listrik di pasar domestik.

Menurut Yusuf, kemampuan Indonesia memproduksi baterai sendiri dapat menekan ketergantungan pada impor komponen, sehingga biaya produksi kendaraan listrik akan turun secara keseluruhan. “Kalau bisa membuat baterai sendiri di dalam negeri, maka ada potensi penurunan biaya impor. Dengan demikian, biaya produksi menurun dan nantinya bisa memengaruhi penurunan harga mobil listrik di masyarakat,” jelas Yusuf.

Ia menambahkan, harga mobil listrik yang semakin terjangkau akan membuka peluang lebih luas bagi masyarakat untuk beralih dari kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan ramah lingkungan. Hal ini sejalan dengan tren global pengurangan emisi karbon dan dorongan pemerintah untuk mempercepat transisi energi bersih.

Baca Juga

Berbagai Bahaya Daun Mengkudu yang Penting untuk Diwaspadai

Momentum Positif Penjualan EV di Indonesia

Yusuf juga menyoroti bahwa minat terhadap kendaraan listrik di Indonesia sedang dalam tren positif. Terbukti pada tahun lalu, penjualan mobil listrik secara wholesale (pengiriman dari pabrik ke dealer) mencatatkan pertumbuhan signifikan hingga 150 persen. Angka ini kontras dengan kondisi pasar otomotif nasional secara keseluruhan yang justru mengalami penurunan sebesar 14 persen di periode yang sama.

Data ini mengindikasikan bahwa kendaraan listrik semakin diminati, meskipun secara umum industri otomotif menghadapi tantangan, seperti pelemahan daya beli dan ketidakpastian ekonomi global.

Rincian Megaproyek Pabrik Baterai Karawang

Presiden Prabowo Subianto meresmikan megaproyek pengolahan nikel untuk produksi baterai kendaraan listrik di Karawang pada Sabtu (29/6) lalu. Investasi senilai hampir 6 miliar dolar AS ini digadang-gadang menjadi tonggak penting dalam pengembangan industri baterai terintegrasi di Indonesia.

Proyek ini mencakup keseluruhan rantai pasok baterai dari hulu hingga hilir. Mulai dari pembangunan smelter nikel untuk bahan baku utama, pabrik produksi katoda, fasilitas produksi sel baterai, hingga unit daur ulang baterai bekas.

Dengan ekosistem yang lengkap, megaproyek ini tak hanya akan memenuhi kebutuhan pasar domestik, tetapi juga membuka peluang ekspor baterai ke pasar internasional, mengingat posisi Indonesia sebagai salah satu negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia.

Kontribusi Besar untuk Industri EV dan Energi Terbarukan

Pabrik baterai yang dibangun di Karawang ini ditargetkan mulai beroperasi pada 2026, dengan kapasitas produksi untuk memasok baterai ke sekitar 300 ribu unit mobil listrik per tahun. Angka ini akan memberikan kontribusi besar terhadap ketersediaan pasokan baterai kendaraan listrik di dalam negeri, sehingga pelaku industri otomotif tak lagi harus mengimpor komponen penting ini.

Selain untuk kebutuhan kendaraan listrik, pabrik ini juga disiapkan untuk mendukung pengembangan energi terbarukan, salah satunya melalui produksi baterai bagi kebutuhan panel surya. Dengan demikian, proyek ini diharapkan tidak hanya memperkuat ekosistem kendaraan listrik, tetapi juga mendukung transisi energi bersih di Indonesia.

Momentum Strategis Bagi Indonesia

Keberhasilan Indonesia membangun pabrik baterai terintegrasi ini menjadi momentum strategis untuk memperkuat daya saing nasional dalam rantai pasok industri kendaraan listrik global. Investasi besar ini diharapkan mampu mengakselerasi target pemerintah terkait kendaraan listrik dan mendukung cita-cita pengurangan emisi gas rumah kaca.

Selain aspek lingkungan, megaproyek ini juga diprediksi akan membuka banyak lapangan kerja baru dan menumbuhkan industri pendukung lainnya, seperti logistik, transportasi, dan layanan teknis.

Dorongan Investasi dan Teknologi

Proyek ini merupakan kolaborasi strategis Indonesia dengan mitra dari Tiongkok. Teknologi dan pendanaan yang dibawa oleh investor asing akan mempercepat pembangunan fasilitas sekaligus transfer pengetahuan kepada tenaga kerja lokal. Dengan begitu, Indonesia berpotensi tidak hanya menjadi produsen bahan baku, tetapi juga pemain utama dalam industri teknologi hijau global.

Megaproyek pabrik baterai senilai hampir 6 miliar dolar AS di Karawang tidak hanya menjadi langkah besar untuk memenuhi kebutuhan komponen kendaraan listrik di dalam negeri, tetapi juga membuka peluang menurunkan harga mobil listrik sehingga lebih terjangkau bagi masyarakat. Harga yang kompetitif akan mempercepat adopsi kendaraan listrik dan mendukung transformasi menuju ekosistem transportasi ramah lingkungan di Indonesia.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Rute Penerbangan Terpanjang: Singapura New York 19 Jam

Rute Penerbangan Terpanjang: Singapura New York 19 Jam

Sri Mulyani Andalkan Danantara untuk Dongkrak Investasi 2025

Sri Mulyani Andalkan Danantara untuk Dongkrak Investasi 2025

Xpeng Mulai Produksi Mobil Listrik di Indonesia

Xpeng Mulai Produksi Mobil Listrik di Indonesia

Registrasi Riset Nasional Kunci Tata Kelola

Registrasi Riset Nasional Kunci Tata Kelola

Edukasi Properti untuk Gen Z

Edukasi Properti untuk Gen Z