
JAKARTA - Upaya pengurangan limbah pangan kembali digencarkan oleh Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi. Lewat pelatihan bertajuk pengolahan hasil samping pangan, kelompok usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) binaan Pertamina, Srikandi, dibekali keterampilan baru: mengolah kulit semangka menjadi camilan gurih bernilai ekonomis.
Kegiatan ini dilaksanakan melalui unit operasional Integrated Terminal (IT) Makassar sebagai bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan. Bertempat di rumah produksi UMKM Srikandi di Kelurahan Pattingalloang, Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makassar, pelatihan diikuti sepuluh anggota aktif dari kelompok tersebut.
Pelatihan ini bukan inisiatif perdana yang diterima UMKM Srikandi. Sebelumnya, kelompok ini telah mengembangkan sejumlah produk olahan berbahan dasar limbah pangan, seperti basreng kulit udang dan keripik kulit pisang. Kini, dengan tambahan keterampilan baru dalam mengolah kulit semangka, mereka berharap dapat memperluas portofolio produk sekaligus menambah daya saing di pasar.
Baca Juga
Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Tengku Muhammad Rum, menyatakan bahwa kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen perusahaan dalam membina UMKM agar tidak hanya mampu memproduksi, tetapi juga menciptakan nilai tambah dari bahan yang selama ini dianggap tidak berguna.
“Harapannya, upaya ini dapat mendukung pengurangan sampah organik sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat, khususnya perempuan,” ungkap Tengku Muhammad Rum.
Ia menambahkan bahwa pelatihan semacam ini tidak hanya bersifat teknis, melainkan juga edukatif. Menurutnya, masyarakat perlu memahami pentingnya pemanfaatan limbah rumah tangga, khususnya limbah organik, dalam mendukung kelestarian lingkungan dan membangun kemandirian ekonomi berbasis komunitas.
Langkah konkret ini diapresiasi langsung oleh Ketua UMKM Srikandi, Suriani. Ia menilai pelatihan pengolahan kulit semangka sangat relevan dengan kebutuhan kelompoknya yang tengah mencari inovasi baru di sektor olahan pangan.
“Kami sangat terbantu dengan adanya pelatihan ini. Selain menambah keterampilan, kami jadi lebih semangat mengembangkan produk baru dari bahan yang selama ini sering terbuang. Semoga ke depan produk kami bisa dikenal lebih luas dan membantu ekonomi keluarga,” tutur Suriani.
Menurut Suriani, pelatihan ini juga membuka cakrawala berpikir baru bagi para pelaku UMKM di lingkungannya. Kulit semangka, yang umumnya hanya berakhir di tempat sampah, ternyata memiliki potensi besar jika diolah dengan tepat. Hasil olahan berupa keripik gurih bahkan disebut memiliki potensi sebagai produk unggulan daerah.
Pertamina menekankan bahwa keberhasilan pelatihan ini tak hanya diukur dari jumlah peserta, namun juga dari sejauh mana keterampilan yang diberikan dapat diterapkan secara berkelanjutan. Dalam konteks ini, UMKM Srikandi dinilai memiliki modal sosial dan semangat kolektif yang kuat untuk menjaga kesinambungan program.
“Kami aktif memantau perkembangan UMKM binaan kami, dan dari situ kami melihat bahwa Srikandi memiliki potensi besar. Kegiatan seperti ini akan terus kami kembangkan, dengan pendekatan yang menyesuaikan kebutuhan komunitas di setiap daerah,” tambah Tengku Muhammad Rum.
Upaya pengembangan UMKM berbasis limbah pangan ini juga selaras dengan semangat ekonomi sirkular yang kini tengah digaungkan dalam pembangunan nasional. Pemanfaatan limbah sebagai bahan baku produksi tidak hanya berdampak positif terhadap lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru di tingkat lokal.
Pelatihan semacam ini diharapkan menjadi model yang bisa direplikasi oleh komunitas UMKM lain, khususnya di wilayah-wilayah pesisir dan perkotaan dengan volume limbah rumah tangga yang cukup tinggi. Dengan dukungan perusahaan seperti Pertamina, keberlanjutan program menjadi lebih terjamin karena didukung sumber daya, pelatihan teknis, dan jaringan distribusi yang mumpuni.
Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi dalam hal ini juga menyampaikan bahwa mereka berkomitmen untuk terus menjalankan program-program serupa secara berkala. Kegiatan ini dianggap sebagai kontribusi nyata perusahaan dalam mendukung peningkatan kualitas hidup masyarakat dan pelestarian lingkungan.
“Ini adalah bagian dari prinsip pembangunan berkelanjutan yang kami pegang teguh. Kami ingin menjadi mitra strategis masyarakat, bukan hanya dalam konteks bisnis, tetapi juga dalam meningkatkan kualitas hidup mereka secara menyeluruh,” tegas Tengku.
Dengan pelatihan yang telah dijalani, kelompok UMKM Srikandi kini bersiap untuk mengembangkan produk camilan berbahan kulit semangka ke pasar yang lebih luas. Mereka berharap, melalui dukungan Pertamina dan semangat inovasi, produk olahan limbah pangan tidak lagi dipandang sebelah mata, melainkan sebagai bagian dari solusi ekonomi dan lingkungan yang nyata.

Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Liverpool Siap Tempur di Pramusim Tanpa Jota
- 16 Juli 2025
2.
Industri Sawit Rakyat Diperkuat di Kutai Timur
- 16 Juli 2025
3.
iPhone Bekas Juli 2025: Cek Harga Terbarunya
- 16 Juli 2025
4.
3 HP Oppo A Series Tahan Lama Harga Rp 3 Jutaan
- 16 Juli 2025