
JAKARTA - Upaya pemerintah dalam memperluas konektivitas nasional melalui pembangunan infrastruktur jalan tol terus menunjukkan hasil positif. Salah satu motor penggeraknya, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, mencatat kemajuan signifikan dalam sejumlah proyek tol strategis yang sedang berjalan. Hingga pertengahan 2025, mayoritas ruas jalan tol yang tengah dikerjakan oleh perusahaan pelat merah ini telah menembus progres fisik di atas 70 persen.
Capaian tersebut tidak hanya mencerminkan efisiensi pembangunan, tetapi juga mempertegas posisi Jasa Marga sebagai pemimpin pasar di industri jalan tol Tanah Air. Perusahaan ini saat ini mengoperasikan 1.286 kilometer jalan tol, atau setara 43 persen dari seluruh panjang jalan tol beroperasi di Indonesia.
Salah satu proyek terbesar yang tengah digenjot adalah Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi, terutama segmen Gending-Kraksaan yang telah mencapai progres 89,88 persen. Sementara itu, segmen Kraksaan-Paiton mencatat kemajuan 97,03 persen, dan Paiton-Besuki sebesar 75,66 persen.
Baca Juga
Tak hanya di wilayah timur, proyek besar di wilayah tengah pun menunjukkan hasil menggembirakan. Jalan Tol Yogyakarta-Bawen, khususnya pada segmen Ambarawa-Bawen, telah menembus progres 75,26 persen. Sedangkan Tol Solo-Yogyakarta-NYIA Kulonprogo pada segmen Klaten-Purwomartani mencatat progres 87,56 persen.
Sementara itu, di kawasan barat, Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan pada segmen Bojongmangu-Sadang menunjukkan capaian yang impresif, yakni 92,88 persen. Adapun proyek Jalan Tol Akses Patimban, yang sangat strategis dalam menunjang konektivitas pelabuhan, saat ini berada dalam fase pembebasan lahan dengan progres mencapai 84,44 persen.
Bisnis Inti Tetap Tumbuh
Kemajuan proyek-proyek infrastruktur tersebut turut menopang kinerja keuangan Jasa Marga. Selama Semester I tahun 2025, perusahaan berhasil mencatat kenaikan laba inti sebesar Rp 1,9 triliun, meningkat 7,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Capaian ini mencerminkan kekuatan fundamental perusahaan dalam menjaga performa bisnis secara konsisten,” ujar Direktur Utama Jasa Marga, Rivan Achmad Purwantono.
Menurut Rivan, peningkatan laba inti ini didorong oleh pertumbuhan Pendapatan Usaha dan EBITDA, serta penurunan biaya keuangan secara konsolidasi sebesar 20,4 persen secara tahunan (year-on-year). Hal ini menjadi bukti nyata efisiensi keuangan yang dilakukan perseroan.
Strategi Efisiensi dan Penguatan Modal
Keberhasilan Jasa Marga dalam menjaga stabilitas keuangan tidak lepas dari langkah strategis korporasi, khususnya aksi Equity Financing di anak usaha PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) yang dilakukan pada Kuartal IV 2024. Langkah ini memperkuat struktur permodalan dan memberi ruang bagi ekspansi lebih lanjut.
Secara rinci, Pendapatan Usaha Jasa Marga pada Semester I 2025 mencapai Rp 9,5 triliun, tumbuh 4,1 persen dari semester sebelumnya. Dari jumlah itu, Rp 8,8 triliun berasal dari pendapatan tol, dan sisanya Rp 696 miliar berasal dari Pendapatan Usaha Lain.
Realisasi EBITDA perusahaan mencapai Rp 6,4 triliun, juga tumbuh 4,1 persen, dengan margin EBITDA tetap terjaga baik di level 67,3 persen. Rivan menyatakan bahwa pencapaian tersebut merupakan hasil dari strategi pengendalian beban usaha serta fokus pada efisiensi dan efektivitas operasional.
Lalu Lintas Tol Stabil
Di sisi operasional, total volume kendaraan yang melintas di seluruh jaringan tol Jasa Marga Group selama Semester I 2025 tercatat sebesar 637,3 juta kendaraan, atau naik tipis 0,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, rata-rata Lalu Lintas Harian (LHR) tercatat mencapai 3,5 juta kendaraan.
Angka ini menunjukkan stabilitas dalam lalu lintas tol meskipun kondisi ekonomi global dan domestik sempat bergejolak. Tetap tingginya mobilitas menjadi indikator penting bagi keberlangsungan pendapatan dari sektor tol.
Diversifikasi Bisnis di Rest Area
Tak hanya fokus pada pembangunan dan pengelolaan jalan tol, Jasa Marga juga mengembangkan lini usaha lainnya. Lewat PT Jasamarga Related Business (JMRB), perseroan mengembangkan konsep Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP) berbasis Toll Corridor Development (TCD) atau Travoy Hub, yang merupakan konsep pertama di Indonesia.
Hingga pertengahan 2025, pembangunan Travoy Hub tahap 2 dan 3 telah mencapai progres 98,3 persen, dan ditargetkan rampung sebelum akhir tahun. Proyek ini menjadi strategi penting dalam menciptakan nilai tambah dari area pendukung jalan tol.
Menuju Visi Tol Nasional Terintegrasi
Capaian progres proyek dan performa bisnis yang stabil menunjukkan bahwa Jasa Marga bukan sekadar membangun jalan, tetapi juga membentuk sistem infrastruktur nasional yang saling terhubung. Dengan pengelolaan konsesi jalan tol sepanjang 1.736 kilometer, perusahaan ini memainkan peran strategis dalam mendukung mobilitas, distribusi logistik, dan pemerataan ekonomi di berbagai daerah.
Konsistensi dalam eksekusi proyek, efisiensi keuangan, dan inovasi layanan menjadi pilar utama perusahaan dalam menghadapi tantangan industri ke depan. Di tengah upaya pemerintah mendorong percepatan pembangunan infrastruktur, peran Jasa Marga sebagai tulang punggung transportasi darat akan semakin penting.

Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
2.
Konferensi Energi IndoEBTKE 2025 Dukung Visi 2045
- 29 Juli 2025
3.
Minyak Menguat Usai Kesepakatan Dagang
- 29 Juli 2025
4.
Cek Harga Terbaru BBM Pertamina 29 Juli 2025
- 29 Juli 2025
5.
Deretan Rumah Murah di Gorontalo, Mulai Rp156 Juta
- 29 Juli 2025