
JAKARTA - Transformasi sektor UMKM di Kota Depok memasuki fase yang lebih terstruktur dan strategis. Lewat program “UMKM Naik Kelas 2025”, sebanyak 110 pelaku usaha dari berbagai kecamatan tengah mendapatkan pendampingan intensif sebagai upaya mendorong mereka tumbuh lebih profesional dan mampu menembus pasar yang lebih luas.
Program ini dirancang sebagai lanjutan dari inisiatif Wirausaha Baru (WUB) Depok yang telah berlangsung sejak 2022. Berbeda dari pelatihan dasar sebelumnya, tahap pendampingan kali ini menitikberatkan pada penguatan bisnis secara komprehensif.
Para peserta berasal dari 11 kecamatan di Kota Depok dan telah melalui kurasi ketat, sehingga yang terpilih adalah pelaku usaha dengan potensi berkembang dan semangat belajar tinggi.
Baca Juga
Kolaborasi antara Pemerintah Kota Depok dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat menjadi landasan program ini. Melalui sinergi tersebut, penguatan sektor UMKM tidak hanya bersifat administratif, tapi menyasar perubahan cara berpikir, pola kerja, dan kesiapan bisnis dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat.
Menurut Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro (DKUM) Kota Depok, Mohamad Thamrin, pendampingan kali ini bukan kegiatan seremonial belaka. “Program ini bukan sekadar pelatihan rutin, tetapi upaya sistematis membentuk pelaku usaha tangguh, adaptif, dan berorientasi pertumbuhan,” jelas Thamrin.
Ia menambahkan bahwa pendekatan yang diterapkan mencakup peningkatan kapasitas secara menyeluruh, dari aspek manajemen, digitalisasi, permodalan, branding, hingga strategi pemasaran. Hal ini penting agar UMKM tidak hanya bertahan, tetapi juga naik kelas dan berdaya saing.
Untuk memaksimalkan efektivitas program, lima pendamping utama telah ditugaskan berdasarkan wilayah binaan. Mereka adalah sosok-sosok yang selama ini aktif dalam pemberdayaan UMKM dan telah memiliki pengalaman luas mendampingi pelaku usaha di berbagai sektor.
Kelima pendamping tersebut yakni:
Cahyadi Setiawan (wilayah Tapos dan Cimanggis),
Wahid (Sukmajaya dan Cilodong),
Amun (Bojongsari, Sawangan, dan Cinere),
Dinda (Cipayung dan Pancoran Mas), serta
Lusi (Beji dan Limo).
Selama enam bulan ke depan, para peserta akan mengikuti rangkaian kegiatan yang meliputi pelatihan tematik, klinik bisnis, sesi coaching individu, hingga fasilitasi untuk menjalin akses dengan lembaga keuangan maupun pasar.
Salah satu materi awal yang menjadi perhatian utama adalah penguatan manajemen keuangan, yang disampaikan oleh Wahid. Topik ini mendapat respons antusias karena menyentuh kebutuhan dasar pelaku UMKM untuk menata pembukuan dan laporan usaha secara profesional.
“Biasanya pelaku usaha hanya fokus produksi dan jualan. Padahal, keuangan adalah tulang punggung untuk ekspansi. Maka, kita mulai dari hal mendasar ini,” ujar Wahid usai sesi pelatihan di salah satu lokasi.
Selain pelatihan intensif, program ini juga membuka ruang promosi dan jaringan lewat penyelenggaraan bazaar serta showcase produk unggulan UMKM Depok. Melalui kegiatan tersebut, pelaku usaha dapat bertemu langsung dengan calon pembeli, mitra perbankan, serta stakeholders lain yang berpotensi menjadi bagian dari ekosistem bisnis mereka.
Menurut Koordinator Pendamping Program, Said Mustopa, keberhasilan UMKM untuk naik kelas tidak hanya ditentukan dari kualitas produk atau omzet, tapi lebih dalam lagi, pada kesiapan pelakunya dalam menghadapi tantangan.
“Naik kelas itu bukan soal omzet semata, tapi juga mindset. Kami ingin membentuk pelaku UMKM yang percaya diri, visioner, dan siap bersaing di level regional hingga nasional,” ujar Said.
Ia menambahkan, banyak pelaku UMKM yang selama ini memiliki produk berkualitas, namun masih terkendala dalam hal branding, digitalisasi, atau pengelolaan bisnis. Oleh karena itu, pendampingan ini hadir untuk menjembatani kesenjangan antara potensi dan realitas di lapangan.
Keberlanjutan menjadi kata kunci dalam implementasi program ini. Pendamping tidak hanya hadir sebagai pengajar, tetapi juga mentor yang akan memantau kemajuan peserta, mendampingi proses transformasi usaha, dan memastikan setiap pelaku mendapatkan dukungan sesuai kebutuhannya.
Dengan strategi ini, Pemerintah Kota Depok berharap tidak hanya mencetak pelaku UMKM baru, tetapi juga menciptakan “champion” dari lokal yang mampu bersaing secara regional bahkan nasional. Tak kalah penting, program ini dirancang untuk menciptakan pemerataan pengembangan UMKM hingga ke wilayah yang sebelumnya kurang terjangkau intervensi pelatihan.
“Jangan sampai penguatan UMKM hanya dinikmati pelaku usaha di pusat kota. Kami ingin pelaku di wilayah pinggiran juga bisa berkembang, dan itu sedang kita dorong melalui skema pendampingan ini,” ujar Thamrin.
Lewat program “UMKM Naik Kelas 2025”, Kota Depok menunjukkan komitmennya membangun fondasi ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Jika terlaksana sesuai rencana, program ini berpotensi menjadi model pemberdayaan UMKM yang bisa direplikasi di kota-kota lain.

Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Prabowo Subianto Tambah Libur Usai HUT ke 80 RI pada 18 Agustus 2025
- Jumat, 01 Agustus 2025
Terpopuler
1.
Cara Backup WhatsApp di Android dan iPhone
- 01 Agustus 2025
2.
Daftar iPhone yang Dapat Update iOS 26
- 01 Agustus 2025
3.
Rekomendasi Tablet Samsung Murah Agustus 2025
- 01 Agustus 2025
4.
Harga BBM Agustus: Solar Naik, Bensin Turun
- 01 Agustus 2025
5.
Tarif Listrik Agustus 2025 Masih Stabil, Ini Daftarnya
- 01 Agustus 2025