
JAKARTA - Piala Kemerdekaan 2025 tak sekadar turnamen mini bagi Timnas U-17 Indonesia. Kompetisi yang dijadwalkan berlangsung pada pertengahan Agustus ini dirancang sebagai ajang persiapan intensif menjelang tampil di Piala Dunia U-17 di Qatar pada November mendatang. Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyebut bahwa partisipasi negara-negara dengan gaya bermain khas, khususnya dari Amerika Latin, sangat dibutuhkan untuk mengasah kemampuan anak asuh Nova Arianto.
“Coach Nova Arianto ingin mencoba beberapa style permainan. Karena di grup kita itu ada tim dari Afrika, ada tim dari Amerika Latin. Nah, ini sekadar kita mengukur kemampuan tim saja,” ujar Erick dalam konferensi pers di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat.
Menurut Erick, mengundang tim-tim dari kawasan Amerika Latin menjadi langkah penting untuk memberikan pengalaman bertanding yang beragam kepada Garuda Muda. Sebab, di Piala Dunia U-17 nanti, Indonesia akan berhadapan dengan tim-tim tangguh seperti Brasil dan Honduras, yang dikenal memiliki gaya permainan cepat dan teknik tinggi khas Amerika Latin.
Baca Juga
PSSI memang sengaja mengemas Piala Kemerdekaan sebagai pemanasan Timnas U-17. Turnamen ini menjadi bagian dari rangkaian program latihan selama satu bulan yang sudah dimulai di Bali, sebelum tim bertolak ke Qatar untuk menghadapi laga-laga krusial di Grup H. Selain Brasil dan Honduras, Indonesia juga tergabung bersama Zambia, dengan pertandingan pertama dijadwalkan melawan Zambia pada 4 November 2025 di Lapangan 8, Aspire Zone, Al Rayyan.
Kualifikasi Timnas U-17 ke turnamen dunia tersebut diraih dengan prestasi membanggakan di Piala Asia U-17 2025. Skuad asuhan Nova Arianto sukses menempati dua besar Grup C, setelah mencetak kemenangan penting atas Korea Selatan (1-0) dan Yaman (4-1). Pencapaian ini sekaligus menempatkan Indonesia sebagai satu-satunya wakil dari kawasan ASEAN di ajang Piala Dunia U-17 tahun ini.
Meski demikian, Erick menegaskan bahwa target utama dari keikutsertaan Timnas U-17 di Piala Dunia adalah pengalaman dan pengembangan jangka panjang. Ia mengaku bersyukur atas kelolosan ini, namun menilai PSSI perlu berpikir lebih jauh ke depan, termasuk soal pembinaan berkelanjutan melalui Elite Pro Akademi.
“Jadi kalau ditanya target, dengan sekarang sudah lolos saja bersyukur. Ya, justru kita mikir pemain Elite Pro Akademi sekarang lagi dibina, bisa enggak lolos Piala Dunia lagi, gitu kan,” ucapnya.
Dalam konteks persiapan teknis, Erick menyampaikan harapannya agar seluruh proses latihan maupun uji coba berjalan lancar dan bebas dari cedera. Pasalnya, keseimbangan antara pemain inti dan cadangan di semua level timnas – mulai dari U-17, U-20, U-23, hingga senior – dinilai masih belum ideal.
“Artinya uji coba mesti jalan, risiko cedera ada, tetapi playing style yang diharapkan untuk kita bermain di Piala Dunia kita siapkan,” imbuh Menteri BUMN tersebut.
Sejauh ini, dua negara yang telah menyatakan kesediaannya untuk ambil bagian di Piala Kemerdekaan adalah Afrika Selatan dan Tajikistan. Namun, upaya PSSI untuk mengundang wakil dari Amerika Latin masih terkendala faktor geografis. Menurut Erick, sejumlah negara di kawasan tersebut telah dihubungi, namun belum ada yang menyatakan siap datang ke Indonesia karena jarak tempuh yang cukup jauh.
“Kalau tidak bisa, kita cari dari yang dekat agar bisa hadir mengisi Piala Kemerdekaan,” ujarnya menjelaskan. Perjalanan ke Indonesia dari Amerika Latin membutuhkan waktu hingga 36 jam, yang menjadi alasan utama sulitnya menjaring partisipasi dari kawasan tersebut.
Di sisi lain, Erick menilai bahwa penyelenggaraan Piala Kemerdekaan di Medan menjadi bagian dari strategi PSSI untuk mendorong pemerataan pembangunan sepak bola nasional. Tidak semua turnamen harus digelar di Pulau Jawa, dan kehadiran stadion yang layak di luar Jawa perlu diapresiasi.
PSSI berharap ajang Piala Kemerdekaan juga bisa menjadi bentuk penghargaan kepada pemerintah yang telah membangun infrastruktur stadion di berbagai daerah. “Piala Kemerdekaan ini sebagai apresiasi kepada pemerintah yang sudah membangun stadion di daerah,” ujar Erick.
Turnamen ini direncanakan berlangsung selama 6 hingga 8 hari, dan akan menjadi bagian penting dari agenda Timnas U-17 sebelum menghadapi lawan-lawan berat di panggung dunia.
Keterlibatan negara-negara dengan karakter permainan berbeda akan menjadi tantangan tersendiri bagi timnas. Selain memberikan pengalaman, uji coba semacam ini juga berfungsi sebagai tolok ukur terhadap sejauh mana kemampuan dan kesiapan mental para pemain muda Indonesia di level tertinggi.
Melalui Piala Kemerdekaan, PSSI ingin memastikan bahwa skuad U-17 bukan sekadar tim penggembira di Piala Dunia nanti, tetapi mampu bersaing dengan semangat dan kesiapan maksimal. Meski tidak membebani tim dengan target tinggi, federasi sepak bola nasional tetap menaruh harapan besar bahwa pengalaman ini akan menjadi pijakan awal bagi generasi muda sepak bola Indonesia untuk bersinar di masa depan.

Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Prabowo Subianto Tambah Libur Usai HUT ke 80 RI pada 18 Agustus 2025
- Jumat, 01 Agustus 2025
Terpopuler
1.
Cara Backup WhatsApp di Android dan iPhone
- 01 Agustus 2025
2.
Daftar iPhone yang Dapat Update iOS 26
- 01 Agustus 2025
3.
Rekomendasi Tablet Samsung Murah Agustus 2025
- 01 Agustus 2025
4.
Harga BBM Agustus: Solar Naik, Bensin Turun
- 01 Agustus 2025
5.
Tarif Listrik Agustus 2025 Masih Stabil, Ini Daftarnya
- 01 Agustus 2025