
JAKARTA - Gairah masyarakat terhadap gaya hidup aktif pascapandemi telah membuka peluang emas bagi merek-merek lokal sepatu olahraga. Berbarengan dengan meningkatnya tren lari, produk-produk dalam negeri mulai menarik perhatian konsumen yang sebelumnya didominasi oleh jenama luar.
Rutinitas berlari di kawasan BSD dan Gelora Bung Karno kini menjadi bagian dari gaya hidup F Chilli Aprillia (28), warga Tangerang Selatan. Tak hanya untuk kebugaran, aktivitas ini juga mencerminkan ekspresi gaya pribadi. Dengan earphone menyajikan musik favorit dan rute sejauh 5-10 kilometer, ia menikmati aktivitas lari sebagai bagian dari keseharian.
“Awalnya cuma iseng ikut fun run, sekarang malah ketagihan race. Dulu aku pakai Adidas atau Asics, tapi sekarang beralih ke merek lokal. Kualitasnya enggak kalah bagus,” tutur Chilli . “Kalau soal gaya, earphone itu wajib. Musik bikin semangat.”
Baca Juga
Sudah dua tahun terakhir, pilihan sepatu olahraga Chilli lebih condong ke produk lokal. Ia menyebut memiliki koleksi sepatu dari Ortuseight, Kenzo, Specs, hingga Mills. Dari total delapan pasang sepatu olahraga yang dimilikinya, hampir separuhnya adalah produk dalam negeri.
Menurut Chilli, kualitas sepatu lokal kian bersaing. “Desainnya keren, nyaman dipakai, teknologi sol-nya juga sudah bagus buat lari santai maupun kompetitif,” ujar pemilik ukuran kaki 38 itu.
Tak sekadar kenyamanan, ia juga merasa bangga menggunakan produk lokal. Harga yang lebih terjangkau menjadi nilai tambah, tetapi rasa percaya diri memakai jenama dalam negeri saat lomba adalah hal yang paling memuaskan. “Yang penting gaya dulu. Karena dari gaya, ikut-ikutan, akhirnya jadi sehat,” tambahnya.
Fenomena seperti ini bukanlah kasus tunggal. Semangat menjalani hidup sehat pascapandemi telah menciptakan gelombang besar di masyarakat urban. Aktivitas olahraga, khususnya lari, tak hanya menjadi tren, melainkan kebutuhan. Bukan hanya bagi generasi muda, tetapi juga kalangan dewasa yang semakin sadar pentingnya menjaga kebugaran tubuh.
Edwin Irvanus (48), warga Jakarta Selatan, adalah salah satu yang merasakan perubahan tersebut. Menurutnya, semangat menjaga kesehatan semakin kuat setelah pandemi Covid-19 mereda. “Sekarang anak-anak muda benar-benar menjadikan olahraga, khususnya lari, sebagai rutinitas utama,” ucapnya.
Lari, menurut Edwin, bukan sekadar aktivitas fisik, melainkan bentuk disiplin dan upaya menyeimbangkan hidup. “Hidup sehat ini bukan tren musiman, tapi tren jangka panjang. Untuk fisik dan mental,” ujarnya.
Sebagai bagian dari kebiasaan sehatnya, Edwin pun berinvestasi pada alas kaki olahraga. “Khusus buat lari saja saya punya 10 pasang. Kalau ditambah buat gym dan lainnya, totalnya 14 pasang. Saya sebut alas kaki, karena enggak semuanya sepatu. Ada juga sandal khusus lari,” ungkapnya.
Di antara koleksi yang Edwin miliki, terdapat sejumlah jenama lokal seperti 910Nineten, Specs, Tapak Ultra, dan Pyopp Fledge. Salah satu favoritnya, model sandal dari Pyopp Fledge, telah menemaninya mengikuti ajang seperti Borobudur Marathon. Ia menilai, sepatu lokal kini layak diperhitungkan.
“Sekarang kualitasnya tidak kalah. Bisa bersaing sama Adidas, Hoka, atau Asics,” katanya. Total nilai koleksi alas kaki Edwin mencapai Rp 24 juta. Tapi menurutnya, yang terpenting bukanlah harganya, melainkan cerita dan makna di balik setiap pasang. “Itu bukan cuma soal performa, tapi pencapaian dan penghargaan buat diri sendiri.”
Tren ini tak hanya terasa dalam rutinitas individu, tetapi juga tercermin dari maraknya penyelenggaraan lomba lari di berbagai kota. Gelaran seperti BTN Jakarta International Marathon 2025 dan LPS Monas Half Marathon 2025 menjadi ajang unjuk gaya sekaligus momen pembuktian performa alas kaki lokal.
Pada BTN Jakarta International Marathon 2025, sebanyak 31.000 pelari ambil bagian dalam berbagai kategori, mulai dari maraton penuh, setengah maraton, hingga 10K. Acara ini bahkan melibatkan peserta dari 51 negara. Sementara LPS Monas Half Marathon diikuti oleh 6.000 pelari dari 24 negara. Kehadiran produk lokal di kaki para pelari menjadi pertanda meningkatnya kepercayaan terhadap produk dalam negeri.
Momentum ini juga tercermin dalam kinerja industri alas kaki nasional. Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Yoseph Billie Dosiwoda menyebut tren gaya hidup sehat memberi dampak positif pada pertumbuhan konsumsi sepatu olahraga di Indonesia.
“Ini peluang besar, baik bagi produsen alas kaki berlisensi global maupun merek lokal yang mulai mendapat tempat di hati konsumen,” ujar Billie.
Ia menjelaskan bahwa Indonesia sebagai salah satu basis industri alas kaki terbesar di dunia telah menjadi lahan subur bagi tumbuhnya jenama lokal di berbagai skala, termasuk industri kecil dan menengah (IKM). Di antaranya adalah merek 910Nineten yang ikut serta dalam pameran Merdeka Fest 2025 di Kementerian Perindustrian.
Data dari Badan Pusat Statistik per Juli 2025 menunjukkan tren ekspor sepatu olahraga dalam lima tahun terakhir terus meningkat, meski sempat terkoreksi pada 2023. Pada 2020, ekspor mencapai 164.500 ton dengan nilai 3,32 miliar dollar AS. Angka ini meningkat pada 2021 menjadi 227.900 ton (4,63 miliar dollar AS) dan pada 2022 mencapai puncaknya dengan 272.600 ton (5,79 miliar dollar AS).
Meski sempat turun pada 2023 menjadi 203.000 ton, ekspor kembali meningkat pada 2024 menjadi 248.000 ton dengan nilai 4,82 miliar dollar AS. Fakta ini memperkuat potensi industri alas kaki lokal yang tidak hanya berkembang di pasar domestik, tetapi juga menembus pasar global.
Di tengah gelombang gaya hidup aktif, jenama lokal kini tidak hanya mengejar kualitas, tetapi juga identitas. Semangat hidup sehat telah membuka jalur baru bagi produk dalam negeri untuk bersaing dengan pemain besar. Dan yang terpenting, konsumen Indonesia kini semakin percaya diri melangkah bersama produk anak bangsa.

Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Cara Backup WhatsApp di Android dan iPhone
- 01 Agustus 2025
2.
Daftar iPhone yang Dapat Update iOS 26
- 01 Agustus 2025
3.
Rekomendasi Tablet Samsung Murah Agustus 2025
- 01 Agustus 2025
4.
Harga BBM Agustus: Solar Naik, Bensin Turun
- 01 Agustus 2025
5.
Tarif Listrik Agustus 2025 Masih Stabil, Ini Daftarnya
- 01 Agustus 2025