
JAKARTA - Transformasi digital bukan lagi pilihan, tetapi keharusan bagi industri perbankan dalam merespons perubahan kebutuhan masyarakat. Dalam era serba cepat saat ini, digitalisasi dianggap sebagai jembatan utama untuk menghadirkan layanan keuangan yang lebih efisien dan inklusif, terutama bagi generasi muda.
Hal ini ditegaskan oleh Direktur Utama Bank Jatim, Winardi Legowo, saat tampil dalam LPS Financial Festival 2025 pada Rabu, 6 Agustus 2025. Ia menyampaikan bahwa tren digital kini tidak bisa dipisahkan dari ekspektasi konsumen terhadap layanan keuangan.
"Kalau anak muda itu nggak suka mungkin harus datang ke cabang. Semakin ke depan nanti akan semakin dia itu bagaimana caranya sesimpel mungkin untuk bisa mengakses produk dan layanan perbankan," ujar Winardi.
Baca Juga
Menurutnya, preferensi masyarakat muda terhadap kemudahan akses menjadi pemicu utama bagi lembaga keuangan untuk terus berinovasi. Perbankan harus mengedepankan sistem yang sederhana, cepat, dan mudah dijangkau tanpa mengorbankan keamanan transaksi.
Teknologi sebagai Fondasi Layanan Masa Kini
Bank Jatim sendiri telah melakukan berbagai adaptasi dalam menyediakan kanal digital untuk mendekatkan layanan kepada nasabah. Ragam teknologi perbankan telah dihadirkan, mulai dari mesin ATM, CRM (Customer Relationship Management), CDM (Cash Deposit Machine), hingga sistem pembayaran digital seperti QRIS, EDC, dan payment link.
"Nah, mau tidak mau itu harus mengoptimalkan fungsi digital. Sebetulnya kalau untuk digital ini, untuk perbankan, semuanya sudah, mulai dari ATM, CRM, CDM, kemudian QRIS, EDC, payment link, kemudian mobile banking," tambah Winardi.
Digitalisasi dalam perbankan, menurutnya, tak hanya sekadar mengikuti tren, melainkan juga sebagai upaya membangun pengalaman pelanggan yang relevan dan adaptif terhadap perubahan zaman. Hal ini terutama terlihat dari makin kuatnya peran aplikasi mobile banking sebagai garda terdepan layanan perbankan modern.
Integrasi Layanan Sesuai Gaya Hidup Digital
Winardi juga menyoroti pentingnya menyesuaikan fitur digital dengan pola perilaku masyarakat masa kini. Ia mencontohkan bagaimana e-wallet menjadi bagian dari gaya hidup anak muda, bukan hanya sebagai alat transaksi tetapi juga sarana pemantauan keuangan secara langsung.
"Ke depan di dalam produk digital tersebut fiturnya yang mungkin harus dilekatkan atau didekatkan dengan kebutuhan. Contoh, kalau anak muda ini hampir semua mungkin punya e-wallet. Saat ini mungkin sebagian besar mobile banking baru bisa untuk digunakan membayar. Kalau anak muda senangnya di samping membayar dia juga sekaligus bisa cek saldo di mobile banking. Semua akan ke arah seperti itu," terang dia.
Pernyataan ini mencerminkan arah pengembangan teknologi perbankan yang tidak hanya fokus pada kemudahan teknis, tetapi juga harus mampu menyatu dengan ekosistem digital yang kini lekat dengan keseharian masyarakat.
Literasi Keuangan: Kunci Pemanfaatan Digitalisasi
Meskipun teknologi memudahkan transaksi dan akses terhadap layanan keuangan, Winardi mengingatkan bahwa pemahaman masyarakat dalam mengelola keuangan tetap menjadi aspek krusial. Ia menekankan pentingnya literasi keuangan, terutama bagi kalangan muda dan pelajar.
"Kalau e-wallet itu kan sebetulnya digunakan untuk transaksi. Tapi kan juga ada mungkin adik-adik mahasiswa ini juga pasti harus belajar mulai investasi, tempatnya bukan di e-wallet gitu, mungkin juga tempatnya bukan di tabungan. Setidaknya tempatnya di deposito atau mungkin di surat berharga atau mungkin di produk lainnya yang kaitannya dengan investasi. Semuanya memang harus dimulai dari literasi," pungkasnya.
Pandangan ini menegaskan bahwa kemajuan teknologi harus dibarengi dengan peningkatan edukasi masyarakat dalam memilih dan mengelola instrumen keuangan yang tepat. Tujuannya adalah agar setiap individu tidak hanya cakap dalam bertransaksi, tetapi juga mampu membangun perencanaan finansial yang sehat.
Perbankan Digital, Masa Depan yang Tak Terhindarkan
Melalui pendekatan berbasis teknologi, Bank Jatim ingin memastikan setiap nasabah, khususnya generasi muda, merasa terlayani tanpa harus terikat oleh batasan fisik atau birokrasi rumit. Model layanan yang mengutamakan kemudahan dan kecepatan akan terus dikembangkan seiring perubahan pola konsumsi masyarakat digital.
Dengan adopsi teknologi yang semakin masif dan beragam, Bank Jatim berkomitmen menjadikan digitalisasi sebagai strategi utama dalam mendukung inklusi keuangan dan mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah. Fokus pada pengembangan fitur yang responsif terhadap kebutuhan pengguna menjadi prioritas, sekaligus mendorong masyarakat untuk lebih sadar terhadap pentingnya pengelolaan keuangan yang bijak.

Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
2.
Rumah Murah Masih Tersedia di Malili, Harga Mulai Rp 156 Jutaan
- 07 Agustus 2025
3.
Perumahan Murah di Jayapura, Harga Mulai Rp 212 Juta
- 07 Agustus 2025