Layanan ASDP Menyentuh Wilayah Terpencil dengan Transportasi Berkelanjutan

Jakarta – PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) menegaskan komitmennya dalam mendukung pemerataan pembangunan Indonesia melalui penguatan konektivitas transportasi, terutama di wilayah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T). Ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk memudahkan mobilitas masyarakat serta distribusi logistik guna mendukung kemajuan ekonomi daerah.

Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), Heru Widodo, menyampaikan bahwa pengembangan layanan transportasi merupakan langkah strategis untuk menjangkau lebih banyak wilayah terpencil. "Kami berupaya memastikan masyarakat di wilayah 3T mendapatkan layanan transportasi yang handal dan berkelanjutan," ujar Heru.

Heru menambahkan, layanan tersebut tidak hanya sekadar sarana transportasi, tetapi juga langkah konkret untuk membuka peluang ekonomi baru, memperbaiki distribusi logistik, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah terpencil.

Baca Juga

Jadwal Kapal Pelni KM Sirimau Bulan Juli 2025: Rute Lengkap dari Ambon hingga Merauke

Dengan armada dan lintasan keperintisan yang dimiliki, perusahaan ingin menghubungkan lebih banyak daerah sekaligus mendukung pemerataan pembangunan di seluruh Indonesia. "Melalui transportasi ini, kami berharap dapat meningkatkan aksesibilitas, mendukung aktivitas ekonomi, dan menciptakan konektivitas yang lebih baik untuk masyarakat," jelas Heru.

Saat ini, ASDP mengoperasikan 84 armada keperintisan yang melayani 208 lintasan penyeberangan. "Ini adalah langkah strategis kami untuk meningkatkan aksesibilitas wilayah terisolasi dan menciptakan peluang ekonomi baru," tambah Heru.

Armada perintis ini mencakup berbagai jenis kapal, termasuk 78 kapal ferry, 5 bus air, dan 1 kapal khusus ternak. Heru menekankan bahwa layanan ini bukan sekadar transportasi, tetapi juga sarana untuk memperbaiki distribusi logistik dan menciptakan dampak ekonomi yang berkelanjutan di wilayah terpencil.

Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), Shelvy Arifin, menjelaskan bahwa 208 lintasan tersebut terdiri dari 204 rute reguler dan 4 lintasan khusus angkutan ternak. "Angkutan khusus ternak adalah inovasi kami untuk mendukung ketahanan pangan dan distribusi ternak ke daerah sulit dijangkau. Ini adalah kontribusi nyata ASDP dalam mendukung program nasional," kata Shelvy.

Nilai kontrak subsidi perintis tahun 2024 mencapai Rp 425,9 miliar untuk layanan penyeberangan perintis, angkutan ternak, dan angkutan tol laut feeder. Data mencatat, hingga Oktober 2024, terdapat 69.418 trip penyeberangan perintis, 134 voyage angkutan tol laut feeder, dan 11 voyage angkutan khusus ternak.

Wilayah 3T seringkali menghadapi keterbatasan infrastruktur transportasi darat, sehingga transportasi penyeberangan menjadi solusi utama untuk mendukung konektivitas dan pemerataan pembangunan. Layanan ASDP memungkinkan pergerakan barang dan orang dengan lebih efisien, sehingga membantu mengurangi ketimpangan ekonomi antarwilayah.

Program keperintisan ini juga selaras dengan target Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya dalam pengentasan kemiskinan dan pembangunan berkelanjutan.

Shelvy menambahkan, kehadiran ASDP di daerah terpencil telah memberikan manfaat nyata, seperti peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal, pembukaan pasar baru, dan efisiensi distribusi logistik. "Layanan ini mempermudah mobilitas dan memberikan kesempatan bagi daerah terpencil untuk terhubung dengan pusat pertumbuhan ekonomi," jelasnya.

ASDP berkomitmen untuk terus memperluas cakupan layanan dan inovasi untuk mendukung program konektivitas pemerintah. Melalui langkah ini, ASDP menunjukkan peran strategisnya sebagai motor penggerak transportasi yang inklusif dan berkelanjutan bagi seluruh masyarakat Indonesia.