Melanjutkan Warisan Kuliner, Kholilah Sukses Kembangkan Usaha Tajin Sobih Khas Bangkalan
- Senin, 14 April 2025

JAKARTA - Kabupaten Bangkalan, yang terkenal dengan salaknya dan bebeknya, kini semakin dikenal dengan sajian kuliner khas Madura yang tak kalah menggoda, yaitu tajin sobih. Hidangan yang terbuat dari bubur ketan ini menjadi pilihan favorit masyarakat, baik lokal maupun wisatawan yang tengah berkunjung ke daerah tersebut, terutama saat musim Lebaran.
Salah satu penjual tajin sobih yang telah berperan penting dalam mempertahankan keberlanjutan usaha kuliner ini adalah Kholilah, seorang wanita asal Kelurahan Pajagan, Bangkalan. Ia sudah tiga tahun menjalankan usaha yang sebelumnya dirintis oleh mertuanya. Kholilah, yang akrab disapa Lilah, menjelaskan bahwa usahanya ini bukanlah hal baru bagi keluarganya. Bahkan, usaha ini telah dijalankan oleh mertuanya sejak lama, bahkan sejak harga satu porsi tajin sobih hanya seharga Rp 1.000.
Melanjutkan Warisan Kuliner Khas Desa Sobih
Baca Juga
"Tajin sobih ini sudah menjadi usaha turun-temurun dari keluarga mertua saya. Saya mulai jualan menggantikan mertua yang berasal dari Desa Sobih," kata Kholilah saat ditemui di kedainya yang terletak di pinggir Jalan Trunojoyo, Bangkalan. “Sejak dulu, usaha ini sudah ada dan kini saya hanya melanjutkan usaha tersebut."
Tajin sobih, makanan khas dari Desa Sobih, Kecamatan Burneh, Kabupaten Bangkalan, memiliki ciri khas yang membedakannya dari bubur ketan pada umumnya. Dengan rasa manis gurih yang khas dan tekstur lembut, tajin sobih menjadi favorit banyak orang, apalagi jika disajikan dalam bungkus daun pisang yang menambah aroma sedap saat dibuka.
Kholilah mengungkapkan bahwa permintaan tajin sobih semakin meningkat, terutama menjelang musim Lebaran. Banyak masyarakat yang pulang kampung atau mudik mencari jajanan khas daerah untuk dibawa pulang atau sekadar menikmati kuliner yang mengingatkan mereka akan kampung halaman.
"Setiap Lebaran, permintaan selalu meningkat karena banyak orang yang mudik dan mencari oleh-oleh khas. Tak heran jika produksi harus kami tingkatkan. Selama Lebaran, saya bisa mendapatkan pendapatan hingga Rp 400 ribu per hari," ujar Kholilah. Hal ini tentu mencerminkan potensi usaha kuliner ini yang sangat menjanjikan, terutama saat musim liburan.
Usaha yang Menguntungkan dan Penuh Berkah
Kholilah yang sudah menjalankan usaha ini selama tiga tahun menuturkan, meskipun usahanya ini sederhana, namun mampu memberikan pendapatan yang cukup signifikan. Biasanya, dalam kondisi normal, ia dapat meraih pendapatan sekitar Rp 250 ribu per hari, tergantung pada jumlah pembeli yang datang.
"Ibu tiga anak ini biasanya mulai berjualan pada pukul 06.30 hingga 11.00 WIB. Dalam waktu tersebut, ia mampu menjual tajin sobih dengan harga Rp 5.000 per porsi. Dalam sehari, ia bisa menjual ratusan porsi, tergantung pada tingkat keramaian di sekitar lokasi dagangannya," jelas Kholilah.
Tak hanya itu, Kholilah juga menambahkan variasi menu untuk menyesuaikan dengan selera pembeli. "Kami juga menyediakan beberapa varian tambahan sesuai dengan permintaan konsumen, seperti cenil, lopes, dan beberapa jenis lainnya," imbuhnya.
Dengan harga yang terjangkau, tajin sobih menjadi pilihan populer bagi mereka yang ingin menikmati makanan khas Madura tanpa merogoh kocek terlalu dalam. Bagi masyarakat Bangkalan dan sekitarnya, tajin sobih adalah salah satu makanan yang tidak boleh dilewatkan, baik untuk sarapan pagi maupun sebagai camilan sore hari.
Keberlanjutan Usaha Kulinernya di Tengah Tantangan
Mengelola usaha kuliner di tengah persaingan yang ketat bukanlah hal yang mudah. Namun, Kholilah terus mempertahankan keberlanjutan usaha tajin sobih dengan tekun dan penuh semangat. Ia menyadari bahwa menjaga kualitas rasa dan pelayanan yang ramah adalah kunci utama agar pembeli merasa puas dan kembali lagi.
“Keberhasilan saya berjualan tidak lepas dari dukungan pelanggan yang selalu setia. Mereka datang bukan hanya untuk menikmati tajin sobih, tetapi juga karena kami menjaga kualitas dan pelayanan dengan sepenuh hati," kata Kholilah.
Selain itu, meskipun harga bahan baku untuk membuat tajin sobih mengalami kenaikan, Kholilah tetap mempertahankan harga yang terjangkau bagi para pembeli. Ia menyadari bahwa tajin sobih bukan hanya makanan, tetapi juga bagian dari tradisi yang harus dilestarikan.
Tajin Sobih: Lebih dari Sekadar Makanan, Ini Adalah Warisan Budaya
Tajin sobih lebih dari sekadar makanan untuk Kholilah. Bagi wanita berusia 32 tahun ini, usaha yang ia jalani adalah bagian dari warisan budaya yang harus dipertahankan dan dilestarikan. “Tajin sobih ini adalah bagian dari budaya dan tradisi daerah kami. Saya merasa bangga bisa meneruskan usaha ini dan mengenalkan kuliner khas Bangkalan kepada masyarakat luas,” ujarnya.
Selain menjadi sumber pendapatan utama bagi keluarganya, usaha tajin sobih juga menjadi salah satu elemen yang memperkenalkan kuliner khas Bangkalan kepada wisatawan dan masyarakat luar daerah. Sebagai perempuan Madura, Kholilah merasa memiliki tanggung jawab untuk menjaga kelestarian makanan tradisional ini agar tetap eksis di pasar kuliner modern.
Menjadi Teladan Bagi Pengusaha Muda
Keberhasilan Kholilah dalam menjalankan usaha tajin sobih ini tentu menjadi inspirasi bagi banyak orang, khususnya para pengusaha muda yang ingin mengembangkan usaha kuliner khas daerah. Dengan dedikasi, ketekunan, dan tekad yang kuat, usaha kecil sekalipun bisa berkembang dan mendatangkan keuntungan yang menjanjikan.
Kholilah berharap, kedepannya semakin banyak generasi muda yang tertarik untuk mengembangkan kuliner khas daerah mereka. “Saya berharap usaha ini bisa terus berkembang dan menjadi inspirasi bagi anak muda untuk melestarikan kuliner khas daerah, sekaligus membuka peluang usaha baru yang menguntungkan,” tambahnya.
Dengan semangat yang tak pernah padam, Kholilah berharap usaha tajin sobih miliknya bisa terus berkembang, tidak hanya di Bangkalan, tetapi juga di luar Madura. Ia bertekad untuk membuktikan bahwa dengan kesungguhan hati dan rasa bangga terhadap budaya lokal, usaha kuliner dapat menjadi peluang yang menguntungkan dan memberi dampak positif bagi perekonomian daerah.
Tajin Sobih sebagai Usaha Keluarga yang Berkelanjutan
Tajin sobih bukan hanya sekadar makanan khas yang enak dan bergizi, tetapi juga simbol dari kearifan lokal Bangkalan. Melalui usaha yang digeluti Kholilah, tajin sobih tetap hidup dan berkembang. Di tengah tantangan ekonomi dan persaingan pasar, ia berhasil menjadikan usaha kuliner ini sebagai sumber pendapatan yang stabil dan terus berkembang. Dengan harga yang terjangkau dan rasa yang lezat, tajin sobih terus menjadi primadona bagi masyarakat Bangkalan, khususnya selama musim Lebaran.
Melalui ketekunan dan rasa bangga terhadap warisan budaya Madura, Kholilah tidak hanya melanjutkan usaha mertuanya, tetapi juga memberikan inspirasi bagi banyak orang untuk menghargai dan melestarikan kuliner khas daerah.

Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.