Properti Jakarta Kembali Bangkit

Properti Jakarta Kembali Bangkit
Properti Jakarta Kembali Bangkit

JAKARTA - Kebangkitan sektor properti di Jakarta menjadi sinyal positif bagi pertumbuhan ekonomi kawasan urban pascapandemi Covid-19. Setelah sempat lesu pada periode 2020–2021, geliat pembangunan kembali terasa, terutama berkat dorongan para pelaku industri dan asosiasi yang terus bergerak aktif. Salah satunya adalah Dewan Pimpinan Daerah Realestat Indonesia (DPD REI) DKI Jakarta.

Ketua DPD REI DKI Jakarta, Arvin F Iskandar, menyampaikan bahwa geliat ini bukan semata kebetulan. Sejak awal pandemi, para pengembang dan pelaku usaha properti sudah melakukan berbagai penyesuaian untuk menjaga keberlangsungan bisnis. “Ketika pandemi menghantam, REI DKI Jakarta aktif membangun kerja sama dengan perbankan. Kami mengusulkan penyediaan kredit modal kerja dan kredit konstruksi dengan bunga di bawah 10% untuk membantu para pengembang bertahan,” jelas Arvin.

Langkah proaktif tersebut diambil guna mencegah stagnasi berkepanjangan, yang dikhawatirkan bisa berujung pada krisis sektor properti. Selain membangun relasi dengan lembaga keuangan, REI DKI Jakarta juga memperkuat koordinasi dengan regulator—khususnya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta—untuk memperbaiki sistem perizinan dan regulasi.

Baca Juga

Cara Menonaktifkan BPJS Ketenagakerjaan

Reformasi Regulasi Jadi Fokus

Menurut Arvin, regulasi seperti Izin Prinsip Pemanfaatan Ruang (IPPR) dan aturan mengenai Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (PPPSRS) masih membutuhkan penyesuaian agar selaras dengan kebutuhan di lapangan. DPD REI DKI Jakarta telah mengusulkan pencabutan sejumlah peraturan daerah (perda), peraturan gubernur (pergub), dan surat keputusan gubernur yang dinilai tidak sejalan dengan semangat reformasi dalam Undang-Undang Cipta Kerja.

“Regulasi harus berpihak pada kelancaran investasi, tapi tetap menjunjung prinsip tata kelola yang baik,” tegas Arvin.

Langkah-langkah tersebut tampaknya mulai membuahkan hasil. Sejak masa pemulihan ekonomi mulai berjalan pada 2022, sektor properti di Jakarta mulai menunjukkan tren positif. Hingga tahun 2024, anggota DPD REI DKI Jakarta yang berjumlah sekitar 400 pengembang mencatatkan kinerja finansial yang mengesankan.

Lonjakan Kinerja Perusahaan

Arvin memaparkan beberapa contoh konkret dari geliat sektor properti. Salah satunya adalah PT Perdana Gapuraprima Tbk (GPRA), yang membukukan lonjakan laba bersih sebesar 39% pada 2024, mencapai Rp 124,10 miliar, naik dari Rp 89,34 miliar di tahun sebelumnya.

Perusahaan lain yang juga mencatat kinerja impresif adalah PT Summarecon Agung Tbk (SMRA). Perusahaan ini meraih pendapatan sebesar Rp 10,62 triliun, meningkat 59,5% dibandingkan tahun sebelumnya, dengan laba bersih tumbuh 74,2% menjadi Rp 1,84 triliun.

“Ini membuktikan bahwa sektor properti Jakarta masih sangat potensial, apalagi didukung Program Tiga Juta Rumah dari pemerintah,” tambah Arvin, yang juga menjabat sebagai Direktur Utama GPRA.

Program pemerintah ini dinilai menjadi katalis penting dalam menjaga permintaan sektor properti, khususnya untuk segmen hunian menengah dan bawah. Di sisi lain, insentif fiskal dan pelonggaran regulasi turut mendukung geliat investasi di sektor ini.

Properti Berkelanjutan Jadi Prioritas Baru

Namun, Arvin menegaskan bahwa pertumbuhan tidak semestinya hanya dikejar dari sisi keuntungan finansial. DPD REI DKI Jakarta kini juga menaruh perhatian pada aspek keberlanjutan, khususnya dalam pembangunan yang ramah lingkungan.

“DPD REI DKI Jakarta mendukung transformasi Jakarta sebagai Kota Bisnis Internasional yang bersih dari polusi. Kami ingin Jakarta memiliki langit biru dan lingkungan yang sehat,” ujarnya.

Untuk merealisasikan visi tersebut, asosiasi tengah menjajaki kerja sama dengan sejumlah investor global. Tujuannya adalah mempercepat adopsi teknologi energi baru dan terbarukan (EBT) dalam proyek-proyek properti anggota REI. Penerapan EBT ini diharapkan mampu menurunkan jejak karbon dan meningkatkan efisiensi energi dalam jangka panjang.

Langkah ini sejalan dengan misi pembangunan kota Jakarta ke depan yang menekankan prinsip keberlanjutan dan daya saing global. Terlebih, setelah Ibu Kota Negara (IKN) berpindah ke Kalimantan Timur, Jakarta tetap ditargetkan sebagai pusat ekonomi dan bisnis nasional serta regional.

Kolaborasi Jadi Kunci

Kunci dari seluruh proses kebangkitan ini, menurut Arvin, terletak pada kolaborasi. Baik antar pelaku usaha, dengan lembaga keuangan, hingga dengan pemerintah daerah dan pusat. Sinergi semua pihak dibutuhkan agar pertumbuhan sektor properti tidak hanya pulih dari keterpurukan, tapi juga mampu menjawab tantangan masa depan.

“Sektor properti adalah pendorong ekonomi. Tapi kita juga harus adaptif, inovatif, dan visioner,” tutup Arvin.

Dengan capaian yang sudah terlihat dan semangat untuk terus berbenah, Jakarta kini bersiap menjadi barometer kemajuan sektor properti nasional. Momentum ini diharapkan bisa dijaga dan diperluas ke wilayah-wilayah lain, demi pemerataan pembangunan yang berkelanjutan.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

BMKG: 10 Wilayah Berpotensi Tsunami Usai Gempa Kamchatka

BMKG: 10 Wilayah Berpotensi Tsunami Usai Gempa Kamchatka

Harga Sembako Surabaya Naik Turun Jelang Akhir Juli 2025

Harga Sembako Surabaya Naik Turun Jelang Akhir Juli 2025

Dokter Ingatkan Orang Tua Waspadai Gejala Batuk Pilek Anak

Dokter Ingatkan Orang Tua Waspadai Gejala Batuk Pilek Anak

Kementerian ESDM Andalkan Sumur Rakyat Dongkrak Produksi

Kementerian ESDM Andalkan Sumur Rakyat Dongkrak Produksi

Infrastruktur Jalan Kunci Pertumbuhan Kalteng

Infrastruktur Jalan Kunci Pertumbuhan Kalteng