Mau Terapkan Makan Sehat untuk Anak, Ini Saran Dokter Agar Gizi Anak Terpenuhi Optimal
- Kamis, 12 Juni 2025

JAKARTA - Menerapkan pola makan sehat untuk anak bukan hanya sekadar memberikan makanan bergizi, tetapi juga tentang membangun kebiasaan hidup sehat yang dimulai dari keluarga. Hal itu disampaikan langsung oleh Konsultan Nutrisi Metabolik Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM), dr. Yoga Devaera, Sp.A(K).
Menurut dr. Yoga, salah satu tantangan terbesar dalam memberikan makanan sehat kepada anak justru datang dari pola kebiasaan makan di dalam rumah. Oleh karena itu, orang tua harus berperan sebagai contoh utama dalam membentuk kebiasaan makan sehat bagi anak-anaknya.
“Tentu prinsipnya kita memberikan makan sebagian besar untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Tapi jangan lupa, pemberian makanan sehat itu dimulai dari keluarga. Orang tua perlu memberikan contoh kepada anak dan menjelaskan pentingnya mengonsumsi makanan yang bergizi,” tegas dr. Yoga.
Baca Juga
Orang Tua Harus Jadi Contoh dalam Pola Makan Sehat
dr. Yoga menekankan bahwa anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat sehari-hari, termasuk pola makan orang tua. Oleh karena itu, kebiasaan makan sehat harus dimulai dari meja makan keluarga. Ketika orang tua menunjukkan kebiasaan makan sayur, buah, protein sehat, dan membatasi konsumsi makanan cepat saji atau yang tinggi gula, anak-anak akan lebih mudah meniru perilaku tersebut.
Selain memberikan contoh perilaku, orang tua juga diimbau untuk memberikan pemahaman kepada anak tentang manfaat dari makanan sehat. Misalnya, menjelaskan bahwa protein hewani penting untuk membantu pertumbuhan otot dan jaringan tubuh, serta memberikan energi untuk beraktivitas.
“Misalnya, manfaat makanan yang mengandung protein hewani dan cara pengolahan yang bersih dan tepat agar tidak menimbulkan risiko penyakit dalam keluarga,” jelasnya.
Dalam praktiknya, orang tua perlu memahami bahwa memilih bahan makanan sehat saja tidak cukup. Cara mengolah makanan pun harus diperhatikan agar kandungan gizinya tetap optimal dan tidak berubah menjadi sumber penyakit.
Perhatikan Cara Pengolahan Makanan agar Tidak Menimbulkan Penyakit
dr. Yoga mengingatkan bahwa cara pengolahan makanan harus dilakukan dengan baik dan benar, terutama terkait dengan kebersihan bahan makanan dan cara memasaknya. Salah satu contohnya adalah memperhatikan masa simpan daging serta memastikan bahwa daging tersebut dimasak hingga matang sempurna agar tidak menjadi sumber penyakit.
“Orang tua perlu memperhatikan masa simpan daging dan memasaknya sampai matang,” katanya.
Pengolahan yang salah bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan, mulai dari gangguan pencernaan hingga risiko keracunan makanan akibat bakteri yang berkembang biak dalam bahan makanan yang tidak diolah dengan benar.
Tips Mengolah MPASI agar Aman dan Bergizi
Bagi orang tua yang memiliki anak usia bayi dan sedang memasuki masa pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI), dr. Yoga memberikan sejumlah tips penting agar makanan tetap higienis dan aman dikonsumsi.
Salah satu caranya adalah dengan memperhatikan suhu penyimpanan MPASI. Idealnya, MPASI disimpan dalam freezer pada suhu di bawah 5 derajat Celcius agar tidak mudah terkontaminasi bakteri. Teknik pembekuan ini juga bermanfaat untuk menjaga tekstur makanan tetap baik dan mencegahnya menjadi kering saat dipanaskan kembali.
“Dengan membuat MPASI menjadi beku, tekstur makanan tidak mudah rusak dan mencegahnya menjadi kering ketika dipanaskan,” ujar dr. Yoga.
Ketika akan dikonsumsi, MPASI dapat dipanaskan pada suhu sekitar 60 hingga 65 derajat Celcius agar bakteri mati dan makanan menjadi aman untuk dikonsumsi.
Selain aspek kebersihan, dr. Yoga juga menekankan pentingnya orang tua memahami kandungan gizi dari bahan makanan yang diberikan kepada anak. Jangan hanya terpaku pada satu jenis makanan saja.
Pentingnya Variasi Menu untuk Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Anak
Salah satu kesalahan umum yang dilakukan oleh banyak orang tua adalah memberikan makanan yang sama berulang kali kepada anak. Menurut dr. Yoga, meskipun makanan tersebut sehat, kebutuhan nutrisi anak akan lebih optimal terpenuhi jika orang tua memberikan variasi menu setiap harinya.
“Kita enggak bisa terus-terusan hanya makan satu jenis makanan. Semakin banyak makanan yang dirotasi, akan makin lengkap, akan makin mampu memenuhi kebutuhan untuk beberapa zat yang susah seperti zat besi, vitamin D,” terang dr. Yoga.
Sebagai contoh, jika anak mengalami kekurangan zat besi, orang tua dapat memberikan hati ayam yang dikenal kaya akan zat besi. Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan lemak sehat, ikan laut bisa menjadi pilihan. Namun, apabila orang tua ragu terhadap kualitas ikan karena kekhawatiran pencemaran seperti merkuri, maka bisa dilakukan rotasi menu atau memilih produk makanan yang sudah difortifikasi dengan zat gizi tambahan.
Rotasi makanan tidak hanya bermanfaat untuk menambah variasi rasa agar anak tidak bosan, tetapi juga membantu mencukupi kebutuhan berbagai mikronutrien yang sulit didapatkan jika hanya mengandalkan satu atau dua jenis bahan makanan saja.
Hindari Miskonsepsi Tentang Makanan Sehat
Selain memberikan tips pengolahan dan variasi menu, dr. Yoga juga mengingatkan masyarakat untuk tidak mudah terjebak dalam miskonsepsi seputar makanan sehat, terutama terkait produk olahan yang sering dianggap buruk tanpa memahami kandungan gizinya secara menyeluruh.
Beberapa orang tua terkadang khawatir memberikan produk olahan kepada anak, padahal tidak semua produk olahan itu buruk, apalagi jika sudah difortifikasi dengan zat gizi penting untuk anak.
Di sisi lain, ada pula anggapan keliru bahwa susu pertumbuhan adalah satu-satunya sumber gizi utama bagi anak. Padahal, susu pertumbuhan hanyalah salah satu bagian kecil dari asupan gizi harian yang tetap harus dilengkapi dengan makanan lain yang kaya nutrisi.
Gizi Anak Optimal Dimulai dari Rumah
Pada akhirnya, keberhasilan orang tua dalam menerapkan pola makan sehat bagi anak tidak terlepas dari peran aktif keluarga sebagai lingkungan pertama dan utama bagi tumbuh kembang si kecil. Orang tua harus memahami bahwa pemenuhan gizi anak bukan hanya soal memilih bahan makanan sehat, melainkan juga soal cara pengolahan, kebersihan, dan variasi menu yang diberikan.
Dengan memahami pentingnya gizi seimbang dan menerapkan pola makan sehat sedini mungkin, anak-anak akan tumbuh lebih sehat, kuat, dan siap menghadapi tantangan di masa depan.
“Semakin dini orang tua menerapkan pola makan sehat, semakin besar peluang anak untuk memiliki kesehatan optimal sepanjang hidupnya,” pungkas dr. Yoga.

Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Langkah Mudah Ubah Word ke PDF di Laptop: Panduan Lengkap untuk Semua Pengguna
- Kamis, 12 Juni 2025