
JAKARTA - Radisi Pacu Jalur mungkin telah menjadi ikon pariwisata Riau yang mendunia, terutama setelah video perlombaan perahu panjang itu viral di media sosial. Namun, di balik gemerlap Pacu Jalur yang akan digelar pada 20–24 Agustus 2025 di Kuantan Singingi (Kuansing), provinsi ini ternyata menyimpan kekayaan atraksi wisata lainnya yang tak kalah memesona. Dari jejak kejayaan Melayu hingga pesona ombak sungai langka, Riau menawarkan pengalaman yang jauh melampaui sekadar perlombaan tradisional.
Pacu Jalur memang mendapat tempat istimewa sebagai bagian dari Karisma Event Nusantara (KEN) Kementerian Pariwisata. Namun, momentum ketenarannya digunakan oleh pemerintah untuk mengenalkan sisi lain dari Riau kepada dunia.
Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana menyebutkan bahwa momen viral Pacu Jalur di kancah internasional menjadi peluang besar untuk menarik wisatawan agar mengeksplorasi Riau lebih dalam. “Selain pacu jalur yang sudah dikenal luas sebagai warisan budaya takbenda nasional, Provinsi Riau memiliki beragam destinasi dan event menarik yang potensial untuk dipromosikan ke wisatawan mancanegara,” ujarnya.
Baca Juga
Berikut ini enam rekomendasi destinasi dan agenda wisata Riau lainnya yang turut dikurasi oleh Kementerian Pariwisata, dan patut dipertimbangkan oleh para pelancong:
1. Istana Siak Sri Indrapura: Jejak Kemegahan Melayu
Bagi pengunjung yang ingin menyelami kebudayaan Melayu secara langsung, Istana Siak Sri Indrapura bisa menjadi destinasi utama. Istana ini dulunya merupakan pusat Kerajaan Siak, salah satu kerajaan Melayu paling berpengaruh di Sumatera. Dengan arsitektur yang megah dan nilai sejarah tinggi, istana ini menghadirkan suasana kejayaan masa lalu yang masih terasa hingga kini. Bangunan yang menjadi saksi bisu kekuasaan dan kejayaan Melayu itu kini terbuka untuk umum dan menjadi daya tarik budaya yang penting di Riau.
2. Ekowisata Bono di Sungai Kampar: Selancar di Tengah Hutan
Tak banyak yang tahu bahwa Riau memiliki salah satu fenomena alam unik yang hanya terjadi di beberapa tempat di dunia: bono. Bono atau ban? adalah gelombang pasang yang terbentuk di muara Sungai Kampar dan menjalar cukup jauh ke pedalaman. Fenomena ini menjadi daya tarik luar biasa bagi para peselancar, bahkan dari mancanegara, yang ingin menaklukkan ombak sungai di tengah hutan tropis. Ekowisata bono kini dikembangkan menjadi destinasi berkelanjutan yang memadukan petualangan dan pelestarian lingkungan.
3. Taman Nasional Zamrud dan Suaka Margasatwa Kerumutan: Surga Biodiversitas
Bagi pencinta alam dan konservasi, Taman Nasional Zamrud dan Suaka Margasatwa Kerumutan merupakan pilihan ideal. Taman Nasional Zamrud, dulunya dikenal sebagai Suaka Margasatwa Danau Pulau Besar atau Danau Bawah, terletak di Kabupaten Siak Indrapura dan memiliki luas sekitar 30 hektare. Wilayah ini menjadi rumah bagi beragam spesies flora dan fauna seperti meranti, rengas, ramin, siamang, tapir, hingga ikan arwana.
Tak jauh dari sana, Suaka Margasatwa Kerumutan juga menawarkan kekayaan ekosistem yang luar biasa. Di kawasan ini, pengunjung bisa menjumpai punak, balam, sagu hutan, hingga satwa langka seperti harimau Sumatra, harimau dahan, beruang madu, dan owa.
4. Festival Bakar Tongkang: Warisan Tionghoa di Jantung Riau
Festival Bakar Tongkang yang diselenggarakan setiap tahun di Rokan Hilir adalah salah satu contoh akulturasi budaya yang kuat di Riau. Festival ini digelar setiap tanggal 15, 16, dan 17 bulan kelima kalender Imlek, dan menjadi bagian dari agenda Karisma Event Nusantara. Tradisi ini berakar dari kisah orang-orang bermarga Ang dari daratan Tiongkok yang datang ke Riau pada tahun 1880 dengan kapal tongkang. Kini, festival ini bukan hanya ritual budaya, tapi juga magnet wisata yang mampu menarik ribuan pengunjung setiap tahunnya.
5. Kenduri Riau: Panggung Kolaborasi Budaya dan Ekonomi Kreatif
Lebih dari sekadar festival budaya, Kenduri Riau adalah ruang interaksi yang mempertemukan berbagai elemen dalam industri pariwisata, ekonomi kreatif, dan hiburan. Acara ini mengangkat semangat kenduri sebagai bentuk perayaan masyarakat Melayu yang berakar dari nilai gotong royong. Dalam praktiknya, Kenduri Riau menghadirkan diskusi, evaluasi, dan kolaborasi antarpelaku wisata, UMKM, pelaku seni, dan masyarakat adat dalam sebuah forum terbuka dan inklusif.
6. Festival Bekudo Bono: Menyatukan Tradisi dan Olahraga Ekstrem
Untuk memaksimalkan daya tarik ombak bono, pemerintah daerah juga menggelar Festival Bekudo Bono. Festival ini menghadirkan kombinasi atraksi budaya dan olahraga, seperti lomba bekudo bono (berselancar di ombak sungai), kompetisi surfing tingkat lokal hingga internasional, pertunjukan musik, seni budaya, serta permainan tradisional. Acara ini menjadi cara kreatif memperkenalkan potensi wisata unik Riau sambil memperkuat identitas lokal.
Meski Pacu Jalur telah menjadi wajah utama pariwisata Riau di mata dunia, berbagai agenda dan destinasi lain di provinsi ini menunjukkan bahwa Riau memiliki potensi wisata yang jauh lebih luas. Keanekaragaman budaya, kekayaan alam, hingga keberagaman etnis di Riau menjadi alasan kuat untuk memperluas cakrawala eksplorasi wisata di luar atraksi utamanya. Maka, bila Anda berkunjung ke Riau pada Agustus ini untuk menyaksikan Pacu Jalur, sempatkan juga menjelajahi pesona lain dari provinsi yang sarat kejutan ini.

Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Promo Diskon Besar Sabun Cair Alfamart
- 17 Juli 2025
2.
Bank Indonesia Turunkan Suku Bunga, Ini Dampaknya
- 17 Juli 2025