Saham Sektor Perbankan Melemah: Saatnya Berinvestasi atau Tunggu?

Saham Sektor Perbankan Melemah: Saatnya Berinvestasi atau Tunggu?
Saham Sektor Perbankan Melemah: Saatnya Berinvestasi atau Tunggu?

JAKARTA - Pasar saham perbankan tengah mengalami tekanan di awal tahun 2025 ini. Setelah rilis laporan keuangan yang kurang memuaskan, harga saham beberapa bank utama di Indonesia mengalami penurunan yang cukup signifikan. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan bagi para investor: apakah saatnya membeli saham perbankan saat harga sedang rendah, atau justru lebih baik menunggu?

Penurunan Saham Perbankan yang Signifikan

Menurut data yang dirilis oleh BRI Danareksa Sekuritas, saham sektor perbankan mengalami penurunan hingga 7% Month to Date (MTD) per 12 Februari 2025. Angka ini lebih tinggi dari penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melemah sekitar 6% pada periode yang sama. Analis BRI Danareksa, Victor Stefano, mengungkapkan bahwa tekanan pada saham perbankan ini terutama disebabkan oleh laporan keuangan yang mengecewakan dari para emiten.

Salah satu bank yang mengalami penurunan paling signifikan adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dengan penurunan harga saham sebesar 17% MTD. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) juga mencatat penurunan 13% MTD.

Victor Stefano menjelaskan, "Valuasi bank-bank besar memang telah menurun, tetapi belum mencapai titik terendah historisnya. Hal ini sebagian besar dipengaruhi oleh siklus kenaikan Non-Performing Loan (NPL)."

Faktor Likuiditas dan Arus Keluar Asing

Dalam beberapa waktu terakhir, likuiditas yang ketat menjadi tantangan utama bagi sektor perbankan. Selain itu, arus keluar investor asing mengakibatkan turunnya valuasi saham bank. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mengalami arus keluar asing terbesar sepanjang tahun ini, yang mengimbangi arus masuk dalam dua tahun terakhir. Begitu pula dengan BMRI dan BBNI yang terus menerus menghadapi arus keluar sejak 2024.

Victor menambahkan, "Meskipun kekhawatiran terhadap kualitas aset tidak sejelas saat pandemi COVID-19, likuiditas yang ketat masih menjadi tantangan utama bagi sektor perbankan."

Potensi Pembayaran Dividen dan Buyback Saham

Baca Juga

Batasi Transaksi Tunai, Pemerintah Dorong Digitalisasi Demi Tingkatkan Penerimaan Pajak

Meskipun menghadapi berbagai tantangan, industri perbankan menyimpan beberapa katalis positif bagi para investor. Beberapa bank BUMN seperti BBRI, BBNI, dan BMRI diperkirakan akan membagikan dividen yang cukup menarik. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) berpotensi membagikan dividen senilai Rp 51,12 triliun dengan rasio pembayaran dividen sebesar 85%. Sementara BMRI dan BBNI masing-masing berpotensi membagikan dividen sebesar Rp 33,46 triliun dan Rp 12,87 triliun.

Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nicodemus, menilai bahwa dividen dapat kembali menarik minat investor ke saham bank. "Asalkan dividend yield-nya menarik, maka dividen bisa menjadi daya tarik bagi investor untuk kembali masuk ke saham perbankan," ujar Nico.

Selain dividen, rencana buyback saham oleh BBRI dan BBNI juga menjadi perhatian investor. BBRI bahkan berencana melakukan buyback saham senilai Rp 1,5 triliun.

Rekomendasi Saham

Di tengah berbagai tantangan, Nico dari Pilarmas Investindo Sekuritas tetap merekomendasikan beberapa saham perbankan besar. "Kami masih merekomendasikan saham BBRI, BBCA, BMRI, BBNI, BNGA, dan BRIS. Selain karena harga sahamnya sudah turun, fundamental bank-bank ini masih sangat baik dan memiliki potensi valuasi yang menarik di masa mendatang," jelasnya.

Untuk BBRI dan BBNI, Nico memberikan rekomendasi Buy dengan target harga masing-masing Rp 5.150 dan Rp 5.800 per saham. Sementara itu, untuk BMRI dan BRIS, dia juga mempertahankan rekomendasi Buy dengan target harga masing-masing Rp 7.100 dan Rp 3.550 per saham.

Prospek Jangka Pendek

Dalam jangka pendek, hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan serta laporan keuangan kuartal I-2025 akan menjadi sorotan utama para investor. Selain itu, ketidakpastian makroekonomi global juga menjadi faktor penting yang perlu diperhatikan.

"Meskipun ada penurunan, prospek sektor perbankan masih positif. Penurunan saham bank saat ini masih dalam batas wajar, mengingat kondisi pasar keuangan global yang penuh ketidakpastian," ungkap Nico.

Melihat dari potensi dividen dan strategi buyback, serta penurunan harga saham yang sudah signifikan, saat ini bisa menjadi momen yang tepat bagi investor jangka panjang untuk masuk ke saham perbankan. Namun, tentu saja, keputusan berinvestasi harus disesuaikan dengan profil risiko dan tujuan keuangan masing-masing investor.

Sebagai kesimpulan, meskipun sektor perbankan menghadapi tantangan likuiditas dan tekanan dari arus keluar asing, ada potensi pembalikan positif dari pembayaran dividen dan aksi buyback yang dilakukan oleh bank-bank besar. Ini memberikan harapan bagi investor untuk melihat perbaikan dalam valuasi saham perbankan ke depannya.

Zahra

Zahra

Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Telepon Spam dari Pinjaman Online Semakin Mengganggu, Begini Cara Efektif Menghentikannya di Android dan iPhone

Telepon Spam dari Pinjaman Online Semakin Mengganggu, Begini Cara Efektif Menghentikannya di Android dan iPhone

BNI Catat Pertumbuhan Pesat Segmen Nasabah Premium di Kuartal I 2025, Dana Kelolaan dan Jumlah Nasabah Meningkat Signifikan

BNI Catat Pertumbuhan Pesat Segmen Nasabah Premium di Kuartal I 2025, Dana Kelolaan dan Jumlah Nasabah Meningkat Signifikan

Penjualan Emas PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Meroket 357 Persen dalam Setahun, Targetkan Pertumbuhan Berkelanjutan

Penjualan Emas PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Meroket 357 Persen dalam Setahun, Targetkan Pertumbuhan Berkelanjutan

Cara Top Up GoPay Lewat BCA: Mudah dan Cepat via BCA Mobile, myBCA, KlikBCA, dan ATM

Cara Top Up GoPay Lewat BCA: Mudah dan Cepat via BCA Mobile, myBCA, KlikBCA, dan ATM

Cara Ajukan KPR BTN 2025 Syarat Mudah, Tenor Panjang hingga 30 Tahun, Proses Cepat dan Legalitas Rumah Terjamin

Cara Ajukan KPR BTN 2025 Syarat Mudah, Tenor Panjang hingga 30 Tahun, Proses Cepat dan Legalitas Rumah Terjamin