Pemerintah Bidik Investasi Sebesar 800 billion USD demi Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Ini Strategi Airlangga
- Selasa, 15 April 2025

JAKARTA - Pemerintah Indonesia menargetkan untuk menarik investasi senilai US$800 miliar dalam lima tahun ke depan sebagai bagian dari upaya mewujudkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen. Target ambisius ini diumumkan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, saat menghadiri Forum Bisnis Rusia-Indonesia di Hotel Raffles, Jakarta Pusat.
“800 billion untuk lima tahun ke depan, kita membutuhkan investasi agar kita bisa mencapai pertumbuhan 8 persen,” ujar Airlangga dalam pernyataan resminya.
Pernyataan tersebut menandai arah kebijakan ekonomi Indonesia di bawah pemerintahan baru yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto. Dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang saat ini masih berada di kisaran 5 persen, langkah ini menunjukkan ambisi besar Indonesia untuk mendorong percepatan pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Baca JugaBatasi Transaksi Tunai, Pemerintah Dorong Digitalisasi Demi Tingkatkan Penerimaan Pajak
Fokus Sektor Investasi: Dari Swasembada Pangan hingga Energi Terbarukan
Dalam paparannya, Airlangga menjelaskan bahwa investasi akan difokuskan pada sejumlah sektor strategis. Fokus utama meliputi swasembada pangan, swasembada energi, energi terbarukan, hilirisasi industri, hingga peningkatan ekspor.
“Kemudian yang berikut adalah hilirisasi dan juga tentu peningkatan ekspor di tengah ketidakpastian mengenai tarif,” kata Airlangga.
Strategi ini bukan tanpa alasan. Di tengah ketidakpastian global, termasuk gejolak perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina, pemerintah menilai penting untuk memperkuat ketahanan ekonomi domestik melalui kemandirian pangan dan energi.
Hilirisasi Jadi Andalan: Nikel, Tembaga, Bauksit hingga Sawit
Hilirisasi menjadi salah satu prioritas utama dalam rencana investasi tersebut. Airlangga menekankan bahwa pemerintah akan mendorong pengembangan produk industri bernilai tambah tinggi dari mineral mentah seperti nikel, tembaga, dan bauksit. Selain itu, sektor agrikultur, khususnya minyak sawit, juga akan difokuskan untuk ditingkatkan nilai tambahnya.
“Hilirisasi yang menjadi prioritas pemerintah berupa produk industri, terutama adalah mineral seperti nikel, tembaga, dan bauksit. Kita juga ingin mendongkrak nilai tambah dari produk agrikultur seperti minyak sawit,” ungkap Airlangga.
Kebijakan ini sejalan dengan strategi jangka panjang pemerintah dalam menekan ekspor bahan mentah dan mendorong industrialisasi domestik.
Peluang Kerja Sama Investasi dengan Rusia
Dalam forum yang sama, Airlangga juga menyampaikan adanya peluang kerja sama investasi dengan Rusia. Beberapa sektor yang dilirik untuk kolaborasi antara Indonesia dan Rusia antara lain adalah minyak dan gas, teknologi siber termasuk keamanan siber, dan pengembangan teknologi small modular reactor (SMR).
“Dari Rusia sangat minat di bidang aluminium dan juga minat di bidang energi,” ujar Airlangga, menyampaikan hasil pembicaraannya dengan perwakilan bisnis Rusia.
Potensi lain yang disebutkan termasuk sektor kesehatan, peningkatan pariwisata dua arah, serta kerja sama di bidang pendidikan. Airlangga menyebut bahwa pengiriman mahasiswa Indonesia ke luar negeri menjadi salah satu prioritas Presiden Prabowo.
“Terutama untuk mengirim mahasiswa untuk belajar di luar negeri, ini juga menjadi prioritas dari Presiden Pak Prabowo,” katanya.
Peran Strategis Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara)
Airlangga juga menyebutkan bahwa Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) dapat memainkan peran penting dalam pelaksanaan program investasi strategis nasional.
Menurutnya, Danantara dapat dilibatkan dalam berbagai investasi besar, khususnya yang berkaitan dengan proyek-proyek infrastruktur dan industri strategis. Peran badan ini dinilai penting dalam mengakselerasi proyek-proyek prioritas nasional dengan model pembiayaan kreatif.
Tantangan dan Harapan Pemerintah
Meski target investasi sebesar US$800 miliar tergolong ambisius, pemerintah yakin bahwa iklim investasi Indonesia saat ini cukup kompetitif untuk menarik minat investor global. Indonesia memiliki populasi besar, stabilitas politik yang relatif terjaga, serta prospek ekonomi jangka menengah yang menjanjikan.
Namun demikian, sejumlah tantangan tetap harus diantisipasi. Beberapa di antaranya adalah birokrasi yang panjang, kepastian hukum yang masih harus diperkuat, serta kepastian fiskal dan regulasi yang dibutuhkan oleh investor.
Dalam menghadapi tantangan tersebut, pemerintah berkomitmen untuk terus memperbaiki ekosistem investasi nasional, melalui reformasi struktural dan insentif fiskal yang kompetitif.
Konteks Global: Ancaman atau Peluang?
Target investasi Indonesia juga harus dibaca dalam konteks global. Ketidakpastian akibat perang dagang AS-Cina, naik turunnya harga komoditas, dan tensi geopolitik global menjadi tantangan tersendiri bagi negara berkembang seperti Indonesia.
Namun, menurut para pengamat ekonomi, kondisi ini juga menghadirkan peluang bagi Indonesia untuk menarik investor yang mencari alternatif dari pasar Tiongkok dan negara-negara maju lainnya.
Dengan memanfaatkan momentum ini, serta memperkuat kemitraan ekonomi seperti dengan Rusia dan negara-negara Asia Tengah, Indonesia dapat memosisikan dirinya sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di kawasan Asia Tenggara.
Indonesia Butuh Investasi, Dunia Butuh Stabilitas
Langkah pemerintah Indonesia untuk menargetkan investasi US$800 miliar dalam lima tahun ke depan menandai tekad kuat untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan.
Dengan fokus pada sektor strategis seperti hilirisasi industri, energi terbarukan, dan pendidikan, serta kemitraan global yang diperkuat melalui diplomasi ekonomi, Indonesia berharap dapat menghadirkan masa depan ekonomi yang lebih kokoh dan inklusif.
“Kita butuh investasi besar agar bisa mencapai pertumbuhan tinggi. Tapi yang lebih penting adalah menciptakan fondasi ekonomi yang kokoh dan inklusif untuk semua,” pungkas Airlangga.

Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.