IHSG Berpotensi Lanjutkan Reli Awal Juni 2025, Saham BMRI, ASII, dan PTRO Direkomendasikan Buy
- Senin, 02 Juni 2025

JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) diperkirakan melanjutkan tren penguatan pada awal pekan ini, Senin, 2 Juni 2025. Didukung oleh sentimen global dan domestik, serta aliran dana asing, indeks berpeluang bergerak di kisaran 7.090 hingga 7.254. Tiga saham unggulan yang direkomendasikan untuk dibeli hari ini adalah Bank Mandiri (BMRI), Astra International (ASII), dan Petrosea (PTRO).
Analis dari BRI Danareksa Sekuritas dalam riset paginya menyampaikan bahwa IHSG masih dalam tren naik dan saat ini sedang menguji area resistance penting di level 7.254–7.325. Support utama yang harus diperhatikan oleh investor hari ini berada di angka 7.090.
"IHSG berada dalam pola konsolidasi menguat dengan kecenderungan menguji resistance utama di 7.325. Jika berhasil breakout, maka penguatan selanjutnya bisa lebih signifikan," tulis BRI Danareksa Sekuritas dalam riset yang diterbitkan Senin pagi.
Baca Juga
Saham Unggulan: BMRI, ASII, dan PTRO
Dalam laporan yang sama, BRI Danareksa Sekuritas memberikan rekomendasi buy untuk tiga saham unggulan sebagai strategi menghadapi potensi reli indeks hari ini. Berikut rinciannya:
BMRI (Bank Mandiri): Target harga antara Rp 5.550–5.675
ASII (Astra International): Target harga antara Rp 4.960–5.025
PTRO (Petrosea): Target harga antara Rp 3.270–3.540
Sebaliknya, saham Summarecon Agung (SMRA) direkomendasikan untuk dijual karena adanya potensi tekanan harga lebih lanjut akibat faktor teknikal.
Sentimen Penggerak IHSG
Sejumlah faktor turut memengaruhi proyeksi pergerakan indeks hari ini. Dari sisi global, investor mencermati perkembangan terbaru terkait data inflasi dan keputusan kebijakan tarif oleh Presiden Amerika Serikat. Adapun pada penutupan akhir pekan lalu, bursa saham Wall Street menunjukkan pergerakan variatif:
Dow Jones: Naik 0,13%
S&P 500: Melemah 0,0081%
Nasdaq: Melemah 0,32%
Pengaruh sentimen global ini diyakini akan membentuk ekspektasi pasar terhadap arah kebijakan moneter dan suku bunga The Fed ke depan.
Sementara itu, dari dalam negeri, perhatian pasar juga tertuju pada pengumuman data inflasi Mei 2025 yang dijadwalkan rilis hari ini. Data tersebut akan menjadi salah satu indikator utama untuk melihat arah kebijakan Bank Indonesia dalam menanggapi tekanan harga.
Net Buy Asing Tinggi Sebelum Libur Panjang
Sebelum memasuki libur panjang pekan lalu, IHSG sempat ditutup melemah 23,15 poin atau setara 0,32%, ke level 7.175,82. Meskipun mengalami koreksi, investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (net buy) dalam jumlah besar, mencapai Rp 1,36 triliun.
Tingginya aksi beli asing ini didorong oleh transaksi blok besar (crossing) saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) dari investor lokal ke investor asing dengan nilai mencapai Rp 1,42 triliun.
"Aksi beli asing yang signifikan menunjukkan bahwa investor global masih melihat peluang positif di pasar saham Indonesia, khususnya saham-saham teknologi dan perbankan," kata analis pasar modal dari Infovesta Utama, Reza Pratama.
Sektor-sektor Penyumbang Koreksi dan Penguatan
Penurunan IHSG pada pekan lalu terutama disebabkan oleh koreksi di beberapa sektor utama:
Sektor Consumer Primer: -1,28%
Sektor Material Dasar: -1,07%
Sektor Infrastruktur: -1,00%
Sektor Consumer Non Primer: -0,80%
Sektor Properti: -0,23%
Namun, di tengah tekanan tersebut, beberapa sektor justru berhasil menguat:
Sektor Kesehatan: +0,99%
Sektor Teknologi: +0,71%
Sektor Transportasi dan Logistik: +0,90%
Saham-Saham Top Gainer: INDX, GTBO, MAPB, INRU, JECC
Meskipun pasar secara umum tertekan, beberapa saham justru mencatatkan penguatan tajam hingga menyentuh batas auto reject atas (ARA). Di antaranya:
PT Tanah Laut Tbk (INDX): Naik 34,78% ke Rp 93
PT Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO): Menguat 34,86% ke Rp 236
PT MAP Boga Adiperkasa Tbk (MAPB): Naik 24,88% ke Rp 1.355
PT Toba Pulp Lestari Tbk (INRU): Melonjak 24,80% ke Rp 780
PT Jembo Cable Company Tbk (JECC): Naik 24,31% ke Rp 1.125
Kinerja impresif saham-saham tersebut menunjukkan bahwa di tengah volatilitas pasar, peluang cuan tetap terbuka, terutama pada saham-saham yang memiliki katalis positif atau menjadi target spekulatif investor.
Prospek Pasar Saham ke Depan
Dengan kondisi makroekonomi yang relatif stabil, ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia di semester kedua tahun ini, serta aliran dana asing yang masih deras, pelaku pasar menilai IHSG memiliki prospek positif dalam jangka pendek hingga menengah.
"Selama inflasi tetap terkendali dan tidak ada guncangan besar dari eksternal, IHSG berpotensi menembus level 7.300 dalam waktu dekat," ujar Reza Pratama.
Investor juga disarankan untuk mencermati pergerakan sektor perbankan, infrastruktur, dan energi, yang cenderung menjadi pilihan utama dalam portofolio manajer investasi institusional menjelang kuartal kedua tahun ini.

Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.