Sekolah Swasta Sambut Positif Program Pendidikan Gratis dan Makan Bergizi, Harap Pemerataan
- Senin, 16 Juni 2025

JAKARTA - Kebijakan pendidikan gratis yang digulirkan oleh pemerintah mendapatkan respons positif dari berbagai kalangan pendidikan di Indonesia, termasuk sekolah swasta. Program tersebut dinilai sebagai langkah tepat dalam mendukung peningkatan kualitas pendidikan nasional, terutama bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.
Selain itu, hadirnya program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang juga digagas pemerintah turut mendapat apresiasi karena dinilai mampu membantu meringankan beban ekonomi keluarga peserta didik. Dua program tersebut diharapkan mampu berjalan beriringan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia sejak usia dini.
Salah satu apresiasi datang dari kalangan pendidik di Sulawesi Utara. Guru sekolah swasta di Kota Manado, Recky Elias, menyampaikan bahwa program pendidikan gratis dan MBG merupakan kebijakan yang sangat membantu, khususnya untuk sekolah-sekolah swasta yang selama ini turut serta mendukung penyelenggaraan pendidikan di Tanah Air.
Baca JugaTim Basket Putri Kabupaten Malang Siap Pertahankan Kemenangan
“Memang sangat membantu sekali, apalagi jika pendidikan gratis selama 9 tahun ini benar-benar dijalankan secara merata oleh pemerintah, khususnya di Sulawesi Utara dan Kota Manado,” ujar Recky Elias.
Menurut Recky, sekolah swasta kerap menghadapi tantangan dalam hal pembiayaan operasional, karena sebagian besar dana pendidikan ditanggung oleh orang tua siswa. Oleh karena itu, keberadaan program pendidikan gratis menjadi angin segar bagi sekolah swasta, meskipun masih ada sejumlah biaya tambahan yang tetap diterapkan melalui mekanisme internal sekolah.
“Meskipun sekolah swasta masih menerapkan sejumlah biaya seperti uang komite, namun biaya tersebut ditetapkan oleh komite sekolah dan dikelola bersama orang tua siswa. Jadi bukan semata keputusan sekolah, melainkan hasil musyawarah bersama,” jelasnya.
Recky menegaskan bahwa uang komite bukan untuk kepentingan sekolah semata, melainkan dipakai untuk mendukung berbagai kebutuhan tambahan yang tidak tercakup dalam dana operasional pemerintah. Misalnya, untuk kegiatan ekstrakurikuler, pengadaan fasilitas belajar tambahan, dan perawatan sarana sekolah.
“Uang komite itu ditetapkan oleh komite dan dikelola oleh pengurus yang mewakili orang tua. Itu bagian dari pengurusan internal sekolah,” tambahnya lagi.
Selain berbicara mengenai pendidikan gratis, Recky juga menyoroti pentingnya dukungan pemerintah dalam bentuk program Makan Bergizi Gratis (MBG). Program ini dianggap sangat relevan, terlebih banyak siswa yang datang ke sekolah tanpa sarapan akibat keterbatasan kondisi ekonomi keluarga.
“Banyak anak yang hanya membawa camilan ringan karena kondisi ekonomi keluarga. Dengan adanya program makan bergizi dan pendidikan gratis, ini sangat membantu kami sebagai pendidik agar anak-anak bisa tetap sehat dan fokus mengikuti pelajaran,” katanya.
Menurutnya, kondisi gizi yang baik merupakan faktor penting yang mendukung keberhasilan proses belajar mengajar. Anak-anak yang tidak mendapatkan asupan gizi cukup cenderung mengalami kesulitan berkonsentrasi di kelas, yang akhirnya berdampak pada prestasi akademik mereka.
Recky berharap agar pemerintah dapat memperluas cakupan program MBG, bukan hanya untuk sekolah negeri saja, melainkan juga menjangkau sekolah-sekolah swasta. Menurutnya, pemerataan program tersebut akan menjadi kunci keberhasilan pendidikan nasional, karena siswa sekolah swasta juga memiliki hak yang sama dalam memperoleh fasilitas pendidikan yang layak.
“Kami berharap agar program pendidikan gratis dan MBG terus diperluas cakupannya dan mampu menjangkau lebih banyak sekolah, termasuk sekolah swasta, demi meningkatkan kualitas pendidikan dan kesejahteraan siswa,” tuturnya menegaskan.
Dukungan dari Kalangan Pendidikan
Pernyataan Recky Elias memperkuat pandangan sebagian besar kalangan pendidikan bahwa pendidikan gratis harus menjadi kebijakan inklusif yang menjangkau semua peserta didik, baik di sekolah negeri maupun swasta. Dalam pelaksanaan di lapangan, sekolah swasta sering kali menjadi pilihan bagi masyarakat yang ingin memberikan pendidikan terbaik untuk anak-anak mereka, namun tetap menghadapi tantangan dari sisi pembiayaan.
Program pendidikan gratis selama 9 tahun yang dicanangkan pemerintah bertujuan memastikan bahwa semua anak Indonesia mendapatkan kesempatan untuk mengenyam pendidikan dasar hingga menengah tanpa terkendala biaya. Dengan demikian, tingkat putus sekolah diharapkan dapat ditekan secara signifikan.
Sementara itu, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan salah satu bentuk perhatian pemerintah terhadap isu gizi anak, yang berpengaruh besar terhadap kualitas pendidikan. Program ini dirancang agar peserta didik memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik, meningkatkan konsentrasi belajar, serta mengurangi disparitas kesehatan antardaerah.
Tantangan Pelaksanaan Program Pendidikan Gratis
Di sisi lain, pelaksanaan program pendidikan gratis dan MBG di lapangan memang belum sepenuhnya optimal. Beberapa daerah masih menghadapi kendala teknis, mulai dari pendistribusian anggaran, kesiapan infrastruktur, hingga sinergi antarinstansi terkait. Tak jarang sekolah swasta terpaksa tetap mengenakan iuran tambahan karena adanya kebutuhan operasional yang belum sepenuhnya tercakup dalam dana bantuan dari pemerintah.
Namun demikian, kalangan pendidik tetap optimistis bahwa dengan kerja sama yang baik antara pemerintah pusat, daerah, sekolah, dan masyarakat, program pendidikan gratis dan MBG dapat berjalan lebih optimal di masa mendatang.
Pemerintah Dorong Pemerataan dan Peningkatan Mutu Pendidikan
Seiring dengan pelaksanaan program pendidikan gratis dan MBG, pemerintah terus mendorong kebijakan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Salah satunya melalui program Merdeka Belajar, yang menekankan pada penguatan kurikulum berbasis kompetensi dan karakter. Di samping itu, peningkatan kualitas tenaga pendidik juga menjadi prioritas agar program pendidikan gratis tidak hanya sekadar kuantitas, tetapi juga kualitas.
Dukungan dari sekolah swasta terhadap program pemerintah menjadi salah satu faktor penting dalam mendorong transformasi pendidikan nasional. Jika kolaborasi ini berjalan efektif, maka visi Indonesia Emas 2045 dalam mencetak generasi muda unggul bukanlah hal yang mustahil.
Sebagai penutup, harapan besar terus disuarakan agar pendidikan di Indonesia benar-benar menjadi hak semua anak tanpa terkecuali. Dengan sinergi antara pemerintah dan masyarakat, masa depan pendidikan Indonesia yang berkualitas dan merata dapat segera terwujud.

Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Oxford United Siap Uji Kekuatan Klub Liga Indonesia di Piala Presiden 2025
- Senin, 16 Juni 2025
10 Model dengan Bayaran Termahal yang Mendominasi Dunia Fashion Global
- Senin, 16 Juni 2025