Garuda Indonesia Tambah 121 Pesawat hingga 2029

Garuda Indonesia Tambah 121 Pesawat hingga 2029
Garuda Indonesia Tambah 121 Pesawat hingga 2029

JAKARTA - Melihat tren permintaan perjalanan udara yang terus meningkat, PT Garuda Indonesia mengambil langkah strategis untuk memodernisasi armada dan memperluas jaringan penerbangannya. Maskapai pelat merah ini merancang ekspansi besar-besaran hingga tahun 2029 dengan menargetkan penambahan 121 pesawat dan pengoperasian sekitar 100 rute penerbangan.

Langkah ini tidak hanya mencerminkan ambisi bisnis Garuda Indonesia dalam memperkuat posisinya di industri penerbangan, tetapi juga menjadi bagian dari respons terhadap dinamika global serta potensi pasar domestik dan internasional. Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani Panjaitan, menegaskan bahwa perluasan armada dan rute tersebut melibatkan induk usaha dan anak perusahaannya, Citilink.

“Garuda Indonesia Group berencana menambah 121 pesawat pada tahun 2029, baik untuk Garuda maupun Citilink,” ungkap Wamildan saat berbicara dalam acara Indonesia Aero Summit 2025 yang digelar di Jakarta Barat.

Baca Juga

Tumbuh 12,16%, Humpuss Maritim Kantongi Pendapatan Usaha USD 64,7 Juta pada Kuartal-II 2025

Menurut Wamildan, rencana ekspansi tersebut mencakup penambahan armada jet berbadan sempit (narrow-body) untuk mendukung frekuensi penerbangan yang tinggi serta pesawat berbadan lebar (wide-body) yang ditujukan untuk memperkuat layanan penerbangan jarak jauh.

Pengadaan pesawat ini akan dilakukan dengan menggandeng dua produsen pesawat terkemuka dunia, yakni Boeing dan Airbus. Garuda Indonesia, kata Wamildan, memprioritaskan efisiensi sebagai faktor utama dalam memilih armada barunya.

“Prioritas kami adalah mendapatkan pesawat yang menawarkan efisiensi bahan bakar, prediktabilitas biaya, dan nilai jangka panjang,” katanya menjelaskan.

Selain menambah jumlah pesawat, Garuda Indonesia juga menyiapkan strategi ekspansi rute secara signifikan. Wamildan menyebut, pada tahun 2029 nanti, Garuda Indonesia menargetkan bisa mengoperasikan sekitar 100 rute penerbangan, sementara Citilink sebagai maskapai berbiaya rendah akan melayani kurang lebih 90 rute.

“Garuda Indonesia akan meningkatkan jaringan kami menjadi sekitar 100 rute pada tahun 2029. Pada periode yang sama, anak perusahaan maskapai berbiaya rendah kami, Citilink, akan mengoperasikan sekitar 90 rute,” tambahnya.

Perluasan rute tersebut tidak hanya difokuskan di dalam negeri. Rute internasional pun menjadi bagian dari ekspansi, dengan sasaran kawasan strategis seperti Asia-Pasifik dan Timur Tengah. Wamildan menyampaikan, kemitraan strategis akan menjadi salah satu pendekatan untuk membuka rute-rute internasional baru.

Di sisi lain, ekspansi ini juga berkaitan dengan rencana pembelian 50 unit pesawat Boeing yang disebut sebagai bagian dari negosiasi pemerintah Indonesia dengan Amerika Serikat terkait penurunan tarif impor. Meski demikian, Garuda Indonesia menegaskan bahwa pembelian itu merupakan bagian dari strategi jangka menengahnya.

“Garuda Indonesia mencanangkan strategi jangka menengah kami yaitu menambah armada hingga sekitar 120 pesawat dan memiliki hingga 100 rute, baik dalam maupun luar negeri, untuk melayani demand yang sejatinya sangat tinggi,” jelas Cahyadi Indrananto, Corporate Secretary Group Head Garuda Indonesia.

Lebih lanjut, ia memaparkan bahwa dari 100 rute yang ditargetkan, sekitar dua per tiga merupakan rute domestik dan sepertiganya adalah rute internasional. Bahkan, proses pembukaan rute domestik baru telah dimulai sejak sekarang.

“Mulai kapan? Bahkan saat ini pun sudah mulai dibuka rute domestik baru,” ujar Cahyadi.

Mengacu pada informasi di situs resmi Garuda Indonesia, saat ini perusahaan mengoperasikan 77 unit pesawat. Jumlah ini akan ditingkatkan secara bertahap hingga mencapai target 121 unit pada 2029. Rinciannya, armada yang ada saat ini meliputi 8 unit Boeing 777-300ER, 3 unit Airbus A330-200, 16 unit Airbus A330-300, dan 5 unit Airbus A330-900 neo. Mayoritas dari armada tersebut adalah pesawat berbadan lebar, yang cocok untuk rute menengah hingga jauh.

Ekspansi ini bukan tanpa tantangan. Dalam beberapa tahun terakhir, Garuda Indonesia sempat menghadapi berbagai tekanan finansial dan operasional akibat pandemi COVID-19 serta beban utang. Namun, melalui restrukturisasi dan efisiensi internal, perusahaan kini berada pada jalur pemulihan.

Kini, dengan rencana penambahan pesawat dan pembukaan rute baru, Garuda Indonesia berupaya tidak hanya mengembalikan kepercayaan publik, tetapi juga menjawab peluang pasar yang terus tumbuh. Permintaan terhadap penerbangan domestik dan internasional diproyeksikan meningkat seiring membaiknya perekonomian dan mobilitas global.

Sebagai maskapai nasional, Garuda Indonesia memegang peran penting dalam konektivitas antarwilayah dan mendukung sektor pariwisata serta ekonomi daerah. Oleh karena itu, ekspansi ini juga berimplikasi pada upaya memperkuat jaringan transportasi nasional serta menjadikan Indonesia sebagai hub penerbangan regional di masa depan.

Dengan pendekatan strategis dan kerja sama global, ekspansi besar Garuda Indonesia menjadi sinyal positif bagi industri penerbangan nasional, sekaligus membuka peluang bagi penguatan posisi Indonesia di panggung penerbangan internasional.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

PLN Hadirkan Bengkel Konversi Motor Listrik di Makassar

PLN Hadirkan Bengkel Konversi Motor Listrik di Makassar

Pelni KM Dobonsolo Layani Makassar Biak

Pelni KM Dobonsolo Layani Makassar Biak

Jasa Marga Perbaiki JPO, Lajur Tol Belmera Ditutup Sementara

Jasa Marga Perbaiki JPO, Lajur Tol Belmera Ditutup Sementara

Danantara Siapkan Universitas Korporat Global

Danantara Siapkan Universitas Korporat Global

KAI Perkuat Logistik Lewat Gerbong Lokal

KAI Perkuat Logistik Lewat Gerbong Lokal